Rabu, 22 Juni 2016

# Anatomi Fisiologi Manusia

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA “Sistem Reproduksi”


LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
“Sistem Reproduksi”











Oleh:
Nama                                              : Rose Lolita
NIM                                                : 130210103027
Kelas                                              : C
Kelompok                                      : 1















PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
I.                   Judul        : Sistem Reproduksi

II.                Tujuan     : Mahasiswa mampu memahami cara menghitung masa subur menggunakan ovutest dan perhitungan sistem kalender.

III.             Tinjauan Pustaka
Suatu mahluk di katakan mahluk hidup apabila memiliki kemampuan untuk melakukan perbanyakan diri. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium (Sumiati, 2013: 2).
Sistem reproduksi dari wanita di bagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan bagian dalam. Pada bagian luar terdapat vagina dan juga vulva. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara (Sumiati, 2013: 4). Sedangkan vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu, labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi vulva. Dan juga labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva (Sumiati, 2013: 4).
Kemudian organ reproduksi wanita bagian dalam terdiri dari ovarium, fimbrae, infundibulum, oviduct, tuba fallopi, rahim/uterus, cervix, saluran vagina, dan klitoris (Waluyo, 2016: 25).
Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum. Sedangkan progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan (Sumiati, 2013: 6). Gonad perempuan adalah sepasang ovarium yang mengapit uterus dan dipertahankan pada posisi didalam rongga abdominal oleh ligamen. Lapisan luar dari setiap ovarium disarati oleh folikel, yang masing-masing terdiri atas satu oosit, sel telur yang berkembang sebagian, dikelilingi oleh sekelompok sel-sel penyokong (Campbell , 2008: 171).
Kemudian selnjutnya fimbrae berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus (Setiadi, 2007). Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium (Sumiati, 2013: 6). Sedangkan Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae (Sumiati, 2013: 6).
Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. Kemudian oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya (Sumiati, 2013: 7). Uterus (kantung peranakan) atau rahim merupakan ronggs pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim). Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium (dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh pada saat menstruasi (Pearce, 2009). Bentuk  rahim  seperti  buah  pir, dengan  berat  sekitar  30  gr. Terletak di panggul kecildi antara rectum  (bagian  usus  sebelum dubur)  dan  didepannya  terletak kandung  kemih..  Lapisan  otot rahim  terdiri  dari  tiga  lapis,  yang mempunyai  kemampuan  untuk tumbuh  kembang,  sehingga  dapat memelihara  dan  mempertahankan kehamilan  selama  sembilan bulan (Indrawati, 2012 : 4).
Selanjutnya cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina (Sumiati, 2013: 8). Setelah itu klitoris merupakan organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris tidak sama percis dengan penis,namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa (Sloane, 2010 : 109). Pada klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Pada vulva bermuara dua saluran,yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat hirmen atau selaput dara. Hymen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
            Pada wanita memiliki siklus reproduktif, yaitu terdapat siklus yang di namakan siklus menstruasi yaitu pelepasan ovum yang menempel pada dinding endometrium dan tidak di buahi oleh sel sperma mengakibatkan runtuhnya dinding rahim. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase, yang pertama adalah fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron. Yang kedua adalah fase proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek (Snell, 2006: 198).
            Yang ketiga adalah fase ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum (Snell, 2006: 198). Dan selanjutnya yang ke empat adalah fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase pendarahan/menstruasi (Snell, 2006: 198).
Pada masa sel telur dilepaskan dari ovarium disebut masa subur wanita. Cara menghitung masa subur dapat melalui cara manual melalui perhitungan sistem kalender maupun menggunakan alat uji tes masa subur yaitu Ovutest scope. Ovutest scope merupakan alat uji masa subur dengan air liur yang membantu wanita untuk mempermudah menghitung masa subur dari ovulasi yang sedang terjadi (Waluyo, 2016: 25).
          Sistem Kalender Menentukan masa subur dengan menggunakan system kalender ada dua cara yaitu :
1.      Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya. Artinya masa subur berlangsung pada hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid yang akan datang.
2.      Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka pertama tama harus dicatat panjang siklus haid sekurang kurangnya selama 6 siklus (Ekarini, 2008: 127).
Selanjutnya adalah alat reproduksi pada pria. Organ reproduksi pria tersusun dari organ reproduksi bagian luar dan organ reproduksi bagian dalam. Organ reproduksi pria bagian luar yaitu penis dan skrotum dan organ reproduksi bagian dalam yaitu testis, epididimis, vas deverens, saluran ejakulasi, dan uretra (Waluyo, 2016: 25).
Organ reproduksi luar terdiri atas penis dan juga skrotum. Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat. Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa (Sumiati, 2013: 2). Selain itu skrotum yang merupakan suatu lipatan dinding tubuh, mempertahankan suhu testis sekitar 2oC di bawah suhu di dalam rongga perut (Campbell, 2008: 172).
Organ reproduksi bagian dalam yaitu testis, epididimis, vas deverens, saluran ejakulasi, dan uretra. Gonad atau testis terdiri dari banyak saluran yang yang menggulung berkali-kali, dikelilingi oleh beberapa lapis jaringan ikat. Saluran-saluran ini adalah tubulus seminiferus, tempat terbentuknya sperma. Sel-sel leydig tersebar diantara tubulus seminiferus menghasilkan testosteron dan androgen lainnya. Dari tubulus seminiferus sebuah testis, sperma melewati saluran menggulung yang disebut dengan epididimis. Pada manusia, sperma memerlukan waktu 3 minggu untuk melewati saluran sepanjang 6 m setiap epididimis. Selama perjalanan ini, sperma menyelesaikan pematangannya dan menjajdi motil, walaupun sperma tersebut baru memperoleh kemampuan memfertilisasi sel telur ketika terpapar kelingkungan kimiawi dari sistem reproduktif perempuan. Selama ejakulasi sperma di dorong dari setiap epididimis melalui saluran berotot, vas deferens. Setiap vas deferens menjulur di sekeliling dan di belakang kandung kemih, tempat vas deferens bergabung dengan sebuah saluran dari vesikula seminalis, membentuk duktus ejakulasi yang pendek. Duktus ejakulasi membuka ke dalam, saluran keluar bagi sistem ekskresi dan juga sistem reproduksi. Uretra membentang melalui penis dan membuka ke luar pada ujung testis (Campbell, 2008: 172-173).
Kelenjar pada organ reproduksi pria adalah vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar cowpery (Waluyo, 2015: 25).
1.      Vesikula seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.
2.      Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang terbesar dan menghasilkan getah putih yang bersifat asam.
3.      Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra merupakan kelenjar yang menghasilkan getah berupa lender yang bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra (Sumiati, 2013: 2).
























IV.             Metode Penelitian
4.1  Alat dan Bahan
Alat       :
-          Ovutest scope
-          Kalender
-          Alat tulis
            Bahan    :
-          Alkohol 70%
-          Air liur wanita yang reproduksinya normal
4.2  Langkah kerja
4.2.1        Perhitungan sistem kalender
Memilih 3 probandus wanita pada tiap kelompok praktikum yang memiliki siklus menstruasi normal, yaitu antara 28-30 hari

Mencatat hasil perhitungan masa subur sistem kalender pada tabel hasil pengamatan
Menghitung masa subur probandus. Hari pertama siklus menstruasi dihitung sebagai hari ke-1 dan masa suburnya adalah hari ke-13 hingga ke-15


 










4.2.2       
Melepaskan penutup ovutest scope
Perhitungan menggunakan Ovutest scope
Melepaskan lensa optik dari bagian badan alat dengan menariknya secara hati-hati kemudian membersihkan lensa objek.


Mengambil air liur secukupnya dengan cotton bud kemudian mengoleskan secara merata pada permukaan lensa objek. Menghindari terbentuknya gelembung

Menunggu sampai air liur mengering kemudian memasang lensa ke posisi semula
Menekan tombol disamping ovutest scope hingga terlihat cahaya kemudian mendekatkan ke mata


Memutar lensa sampai terlihat gambar yang jelas
Mengamati hasil gambaran kristal air liur dan membandingkan dengan gambar diagram yang tersedia

Membandingkan hasil pengamatan menggunakan ovutest dengan sistem kalender yang sudah dihitung


Setelah selesai, membersihkan lensa objek dengan tisu yang telah diberi alkohol 70%

 































                    

V.                Hasil pengamatan
Kel.
Nama
Hari ke-1 Haid
Hasil Perhitungan Masa Subur
Sistem Kalender (Tanggal)
Ovutest
Gambar Hasil Ovutest
Ket.
1
Arifah
19 April 2016
1-3 Mei 2016

Masa Peralihan
2
Nina
13 April 2016
25-27April 2016

Tidak subur
3
Fitri
17 April 2016
29 April - 1 Mei 2016

Tidak subur
4
Naila
9 April 2016
22 - 24 April 2016

Masa Peralihan
5
Relita
29 April 2016
11-13 Mei 2016

Tidak subur




VI.             Pembahasan
   Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum mengenai sistem reproduksi. Pada praktikum kali ini memiliki tujuan praktikum  memahami cara menghitung masa subur menggunakan ovutest dan perhitungan sistem kalender. Praktikum kali ini menggunakan beberapa alat dan bahan. Alat yang di gunakan adalah kalender yang digunakan untuk mengetahui masa subur seorang wanita, kemudian ovutest scope yang digunakan untuk mengetahui masa subur wanita dengan menggunakan air lir. Prinsip kerja ovutest ini adalah berdasarkan kadar hormon estrogen yang dikandung dalam tubuh. Estrogen digunakan untuk mengetahui kesuburan. Masa subur wanita merupakan masa pada saat sel telur dilepaskan dari ovarium yang terjadi setiap siklus menstruasi wanita. Hormon estrogen selalu ada didalam tubuh. Pada masa tidak subur, hormon estrogen yang tersedia hanya sedikit sehingga akan berpengaruh pada pola ferning dan kristalisasi yang akan terlihat melalui lensa Ovutest Scope. Bersamaan dengan memasuki masa subur, hormon Estrogen akan meningkat dengan pesat pada saat masa subur wanita sehingga dapat terlihat bahwa pola ferning dan kristalisasi semakin banyak dan jelas. Sesaat sebelum terjadinya masa subur, pola ferning dan kristalisasi akan menyerupai bentuk seperti kristal daun. Bentuk ini menandakan bahwa masa subur akan terjadi dalam waktu 24-48 jam kedepan. Sehingga pada saat di lihat menggunakan ovutest akan muncul pengkristalan dari hormon estrogen panjang-panjang yang menandakan seorang wanita dalam masa subur. Serta cotton bud yang digunakan untuk mengambil air liur. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air liur dari wanita yang memiliki siklus menstruasi yang normal artinya siklus menstruasinya setiap bulang 28-30 hari.
   Langkah kerja yang di lakukan pada praktikum kali ini adalah pertama memilih tiga probandus yang memiliki siklus menstruasi yang normal berkisar 28-30 hari. Kemudian menghitung masa subur probandus dengan menggunakan perhitungan kalender, sehingga akan di dapat tanggal dimana probandus dalam masa subur. Cara perhitungan sistem kalender sendiri adalah hari pertama probandus menstruasi di hitung hari ke-1 dan masa subur dari wanita tersebut adalah hari ke-13 hingga hari ke-15 jika siklus menstruasinya normal. Akan tetapi jika dalam keadaan siklus menstruasi yang tidak normal tidak menggunakan perhitungan tersebut, perhitungannya berbeda. Sedangkan untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur, siklus menstruasi tidak teratur ini ditandai dengan awal haid yang maju atau mundur sehingga tidak dapat dipastikan. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kesuburan dan cara menghitung masa subur wanita setelah menstruasi. Masa subur pada wanita yang haidnya tidak hanya bisa dilihat 6 bulan sebelumnya, cara perhitungannya adalah pertama setiap bulan dihitung siklus menstruasinya selama 6 bulan,kemudian tentukan siklus menstruasi yang paling cepat dan paling lama, setelah itu siklus yang paling cepat dikurangi angka 18 sedangkan yang paling lama dikurangi 11. Sedangkan hari terakhir masa subur adalah Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11.
Selanjutnya di lakukan perhitungan masa subur menggunakan ovutest, sebelum digunakan lensa objektif yang ada pada ovutest di bersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol 70% agar hasilnya valid. Setelah itu mengambil air liur menggunakan cotton bud dan mengoleskan cotton bud yang telah di beri air liur pada lensa objektif dari ovutest kemudian memasukkan lensa okuler ke dalam ovutest. Setelah lensa okuler masuk kemudian menekan tombol yang ada di ovutest hingga cahaya kuning keluar kemudian memfokuskan ovutest dengan memutar lensa okuler hingga fokus. Jika sudah fokus dan terlihat bulat-bulat atau panjang-panjang di samakan dengan indikator kesuburan yang sudah ada penjelasannya di kertas ovutest. Setelah selesai, membersihkan lensa objek dengan tisu yang telah diberi alkohol 70% agar lensa tidak ditumbuhi oleh jamur atau bakteri.
            Masa subur wanita merupakan masa dimana saat sel telur keluar dari ovarium atau saat terjadinya ovulasi. Pada wanita yang memiliki siklus menstruasi normal hari pertama menstruasi di hitung dari hari ke-1 hingga hari ke-12 merupakan masa preovulasi sehingga pada masa ini wanita dalam keadaan tidak subur karena belum terjadi ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium. Kemudian pada hari ke-13 hingga 15 setelah menstruasi merupakan saat dimana terjadinya ovulasi sehingga pada masa ini merupakan masa subur pada wanita artinya sel telur siap di buahi oleh sel sperma. Sedangkan pada hari ke-16 hingga 30 merupakan masa postovulasi sehingga dalam keadaan ini wanita tidak dalam keadaan subur. Jika ingin memiliki buah hati wanita di anjurkan melakukan fertilisasi pada hari sebelum hari ke-13 berarti pada saat ovulasi awal sedangkan jika ingin memiliki anak atau buah hati berjenis kelamin laki-laki di anjurkan untuk melakukan fertilisasi pada hari ke-15 setelah menstruasi hari pertama.
            Kemudian pada praktikum kali ini di dapatkan hasil pada probandus 1 arifah yang memiliki hari pertama menstruasi 19 april 2016 pada perhitungan sistem kalender masa suburnya adalah 1-3 mei 2016 serta hasil ovutestnya pada masa peralihan, perhitungan menggunakan ovutest ini dilakukan pada tanggal 4 mei. Sehingga hasil dari perhitungan menggunakan sistem kalender dan menggunakan ovutest pada probandus arifah sudah sesuai artinya kedua alat tersebut singkron dan kedua nya di dapatkan hasil yang valid karena pada saat perhitungan kalender di dapat masa subur tanggal 1-3 mei dan pada saat di ukur menggunakan ovutest pada tanggal 4 mei probandus sedang dalam masa peralihan setelah terjadinya ovulasi. Hal tersebut sudah sesuai dengan menggunakan perhitungan sistem kalender dan ovutest scope
            Selanjutnya pada probandus kedua nina yang memiliki hari pertama menstruasi 13 april dengan masa subur perhitungan sistem kalender 25-27 april 2016 pada saat perhitungan di lakukan pada tanggal 4 mei 2016 berdasarkan ovutest tiak subur. Pada perhitungan ovutest nina dalam masa tidak subur, hal ini di tunjukan dengan adanya pengkristalan hormon estrogen yang sangat sedikit sehingga dikatakan tidak subur. Hasil pengamatan jika di bandingkan antara perhitungan sistem kalender dan menggunakan ovutest sudah sesuai. Karena pada saat perhitungan menggunakan ovutest scope pada tanggal 4 mei dengan masa suburnya 25-27 april, hasil yang di dapat pada tanggal 4 mei di ovutest scope adalah sedang dalam masa tidak subur. Dalam perhitungan kalender 4 mei merupakan masa postovulasi sehingga dalam keadaan tidak subur.
            Setelah itu pada hasil pengamatan probandus ke 3 yaitu fitri memiliki hari pertama haid pada tanggal 17 april 2016, dan pada hasil perhitungan kalender masa subur nya adalah pada tanggal 29 april- 1 mei 2016. Pada hasil perhitungan menggunakan ovutest yang di lakukan pada tanggal 4 mei 2016 di dapatkan hasil tidak subur karena ditemukan pengkristalan hormon estrogennya sedikit. Dari penggunaan kedua alat tersebut sudah sesuai antara perhitungan menggunakan kalender dan perhitungan menggunakan ovutest. Dikarenakan menurut perhitungan sistem kalender pada tanggal 4 mei merupakan hari ke 18 yaitu postovulasi sehingga pada hari tersebut siklus dalam keadaan tidak subur sesuai dengan perhitungan menggunakan ovutest.
            Kemudian pada probandus ke 4 yaitu naila yang memiliki hari 1 menstruasi pada tanggal 9 april 2016 dan di dapatkan hasil perhitungan menggunakan kalender masa suburnya pada tanggal 22-24 april serta perhitungan menggunakan ovutest di dapatkan hasil pada masa peralihan karena di temukan pengkristalan dari hormon estrogen banyak pada ovutest scope. Perhitungan menggunakan ovutest scope dilakukan pada tanggal 4 mei 2016. Dari penggunaan kedua alat tersebut tidak sesuai antara perhitungan menggunakan kalender dan perhitungan menggunakan ovutest. Dikarenakan menurut perhitungan sistem kalender pada tanggal 4 mei merupakan hari ke 25 setelah menstruasi berarti pada masa postovulasi seharusnya pada hari tersebut merupakan hari tidak subur karena jauh dari tanggal masa subur jika di bandingkan menurut perhitungan sistem kalender. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu praktikan kurang teliti dalam mengamati kristal yang terbentuk dalam ovutest scope, atau karena praktikan lalai untuk membersihkan ovutest scope sebelum digunakan sehingga memungkinkan adanya kotoran yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan atau karena faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kesalahan hasil pengamatan.
            Selanjutnya pada probandus ke-5 yaitu relita memiliki tanggal menstruasi hari pertama 29 april 2016. Di dapatkan hasil perhitungan sistem kalender masa subur relita adalah pada tanggal 11-13 mei 2016, dan di dapatkan hasil perhitungan menggunakan ovutest scope pada tanggal 4 mei 2016 relita dalam keadaan tidak subur karena pengkristalan dari hormon estrogen sedikit. Dari penggunaan kedua alat tersebut sudah sesuai antara perhitungan menggunakan kalender dan perhitungan menggunakan ovutest. Dikarenakan menurut perhitungan sistem kalender pada tanggal 4 mei merupakan hari ke 6 yaitu pada masa preovulasi sehingga pada hari tersebut siklus dalam keadaan tidak subur sesuai dengan perhitungan menggunakan ovutest.
   Dari kedua alat perhitungan tersebut berdasarkan hasil yang sudah di paparkan sebelumnya. Penggunaan ovutest scope lebih akurat karena dapat di lihat langsung jumlah hormon wanita yang meningkat ketika pada masa subur melalui lensa okuler yang terdapat oada ovutest scope. Dalam hal ini estrogen adalah faktor utama yang digunakan dalam menentukan masa subur wanita. Semua hormon tubuh harus bekerja bersama-sama pada waktu yang telah ditetapkan agar tubuh dapat berfungsi dengan benar. Tetapi estrogen dihasilkan dalam jumlah besar hanya satu kali di setiap siklus. Jumlah estrogen akan meningkat saat mencapai masa subur, dan sebaliknya jumlah estrogen akan menurun saat masa tidak subur. Estrogen digunakan untuk mengetahui kesuburan dengan menggunakan teropong Ovutest Scope karena hanya sel telur yang matang yang memiliki jumlah yang cukup untuk dapat dideteksi dalam saliva. Segera setelah haid dimulai, ovarium akan menghasilkan telur. Banyak folikel yang mulai tumbuh, tetapi hanya 1-2 di antaranya yang akan matang dalam setiap siklus. Semakin besar folikel-folikel tersebut, semakin banyak estrogen yang dihasilkannya. Ini merupakan lingkaran siklus yang terus terjadi sampai ukuran folikel telah cukup besar untuk melepaskan sel telur yang telah matang.
            Manfaat perhitungan masa subur pada wanita adalah membantu para wanita yang ingin merencanakan kehamilan ataupun yang ingin menunda kehamilan sehingga nantinya di dalam keluarga dapat menjadi keluarga yang tidak terlalu banyak anak dan mendapatkan anak jika yang ingin merencanakan kehamilan. Kemudian menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi, memprediksi hari-hari subur yang maksimum dan membantu mengidentifikasi sebagian masalah infertilitas.



VII.          Penutup

7.1  Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan cara perhitungan masa subur wanita dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perhitungan sistem kalender dan perhitungan menggunakan ovutest scope. Cara perhitungan sistem kalender dilakukan pada probandus yang memiliki siklus menstruasi yang normal sekita 28-30 hari. Setelah itu perhitungan masa subur wanita di mulai dari hari ke-1 dengan masa suburnya hari ke-13 hingga hari ke-15 dalam satu siklus menstruasi. Sedangkan perhitungan menggunakan ovutest scope dilakukan dengan cara sebelum digunakan lensa objektif yang ada pada ovutest di bersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol 70% agar hasilnya valid. Setelah itu mengambil air liur menggunakan cotton bud dan mengoleskan cotton bud yang telah di beri air liur pada lensa objektif dari ovutest kemudian memasukkan lensa okuler ke dalam ovutest. Setelah lensa okuler masuk kemudian menekan tombol yang ada di ovutest hingga cahaya kuning keluar kemudian memfokuskan ovutest dengan memutar lensa okuler hingga fokus. Jika sudah fokus dan terlihat bulat-bulat atau panjang-panjang di samakan dengan indikator kesuburan yang sudah ada penjelasannya di kertas ovutest. Setelah selesai, membersihkan lensa objek dengan tisu yang telah diberi alkohol 70% agar lensa tidak ditumbuhi oleh jamur atau bakteri.

7.2  Saran
            Seharusnya pada saat praktikum sebelumnya di lakukan simulasi oleh assisten sehingga pada saat praktikum praktikan tidak bingung.





DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid III. Jakarta: Erlangga
Ekarini, Sri Madya Bhakti. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi Pria dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro
Indrawati, Koes. 2012. Upaya Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kebersihan Organ Reproduksi Siswi Kelas Viii Smpn 10 Surabaya Melalui Metode Tutor Sebaya.  E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Vol 5 (1)
Pearce. E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
Sumiati. 2013. Sistem Reproduksi Manusia. Jurnal biologi. Vol 2 (2) : 1-13
Sloane, E. L. 2010. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Waluyo dan Wahono. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jember : Universitas Jember.














LAMPIRAN








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates