Rabu, 22 Juni 2016

# Anatomi Fisiologi Manusia

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA “Sistem Pencernaan”


LAPORAN PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
“Sistem Pencernaan”



Oleh:
Nama                                              : Rose Lolita
NIM                                                : 130210103027
Kelas                                              : C
Kelompok                                      : 1







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
I.                   Judul        : Sistem Pencernaan
II.                Tujuan     :
1.      Praktikan memahami struktur anatomi organ-organ pada sistem pencernaan
2.      Praktikan mampu mendiagnosa kesehatan sistem pencernaan secara sederhana melalui pemeriksaan feses secara makroskopis
III.             Tinjauan Pustaka
Pencernaan atau digesti merupakan perombakan partikel besar dari makanan tak larut menjadi partikel larut oleh kerja enzim. Sebelum diabsorbsi makanan ini berlangsung di dalam saluran pencernaan. Dalam sel-sel endokrin tersebar hormon peptida yang mempengaruhi fungsi pencernaan dan mengandung  tujuh belas asam amino. Disekresikan asam hidronukleat (ICK) disekresikan oleh sel-sel umum (Kimball, 1994: 622). Sistem pencernaan pada manusia meliputi sistem saluran yang menerima makanan, menyerap sari makanan, hingga mengeluarkan sisa-sisa dari proses pencernaan tersebut (Darwis, 2012: 1).
Sistem pencernaan adalah sistem organ yang menerima makanan,
mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut.
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di
sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses
penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya
adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus.
Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus. Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi 2 yaitu: pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi. Alat pencernaan pada manusia terdiri dari: mulut – kerongkongan – lambung – hati – kelenjar pankreas – usus halus – usus besar – anus
(Aryulia,2007) dalam (Handayana,. 2011: 203).
Proses pencernaan merupakan proses penguraian bahan makanan kedalam zat-zat makanan agar dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Sistem pencernaan makanan terdiri dari alat-alat pencernaan yang berhubungan langsung membentu saluran pencernaan. Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran pencernaan akan mencerna makanan, memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Saluran pencernaan meliputi: mulut, kerongkongan (esofagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum tenue), usus besar (kolon) dan anus. Pada sistem pencernaan makanan direduksi secara fisis, reduksi yang lebih lanjut berlangsung secara kimia, menyerap hasil pencernaan, bahan buangan yang tidak dapat dicerna ditahan dan dibuang keluar tubuh (Waluyo, 2016: 16).
Fungsi sistem pencernaan adalah pertama untuk memasukkan makanan ke dalam saluran pencernaan. Kemudian kedua adalah menyimpannya untuk sementara. Ketiga mencerna secara fisik dan kimiawi. Lalu keempat mengabsorbsi hasil pencernaan dan kelima sebagai tempat penyimpanan sementara sisa makanan yang telah tercerna untuk kemudian mengeluarkannya (Suntoro, 1990: 74).
Proses pencernaan makanan didalam tubuh ada dua macam yaitu :
a.       Pencernaan mekanis
Pencernaan mekanis merupakan pemecahan atau penghancuran makanan secara fisik dari zat makanan yang kasar menjadi zat makanan yang lebih halus. Contohnya gigi memotong-motong dan mengunyah makanan, gerak yang mendorong makanan dari kerongkongan sampai ke usus (gerak peristaltik) (Waluyo, 2016: 16).
Proses pencernaan secara mekanis menurut (Suntoro, 1998: 74) adalah pertama mengunyah, memarut atau menggiling makanan oleh gigi oral, gigi pharynx atau ventrikulus, kemudian selanjutnya kedua mencampurkan makanan oleh gerakan-gerakan peristaltis, anti peristaltis dan segmentasi pada ventrikulus dan intestinum.
b.      Pencernaan kimiawi
Pencernaan kimiawi merupakan proses pemecahan makanan dari molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang sederhana dengan bantuan getah pencernaan (enzim) yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan (Waluyo, 2016: 16).
Proses pencernaan secara kimiawi yang terjadi di sistem pencernaan makanan menurut (Suntoro, 1998: 74) yaitu melembabkan dan melunakkan dan melarutkan makanan dengan bantuan cairan-cairan mulut, lambung dan intestinum. Emulfikasi lemak oleh sekresi hepar. Pemecahan makanan secara kimiawi di lakukan terutama di dalam ventrikulus dan intestinum oleh enzim-enzim yang di hasilkan di dalam kedua organ tersebut dan di dalam pancreas.
Di dalam sistem pencernaan makanan di olah oleh tubuh dari makanan yang bermolekul kompleks hingga menjadi molekul yang lebih sederhana dan di serap oleh tubuh melalui pembuluh darah kemudian di edarkan ke seluruh tubuh menggunakan sel darah merah. Proses pengolahan makanan tersebut melalui organ-organ pencernaan seperti berikut :
a.       Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau (Sloane, 2003 : 98).
Mulut atau oris adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian yaitu 1) bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi; 2) bagian rongga mulut bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum, dan mandibularis, disebelah belakang bersambungan dengan faring. Di dalam rongga mulut terdapat lidah, gigi, dan kelenjar ludah. Gigi ini terdiri terdiri atas gigi sulung dan gigi tetap. Gigi sulung disebut juga gigi susu (Pearce, 2011: 213).
b.      Kerongkongan (Esophagus)
Esophagus atau kerongkongan merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynx. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang (Sloane, 2003 : 98).
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan lambung. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang Kerongkongan adalah tabung berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus (dari bahasa Yunani: οiσω, oeso - "membawa", dan έφαγον, phagus - "memakan") (Irianto, 2004: 169).
c.       Lambung
Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus, antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan (Sloane, 2003 : 98).
Terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan pilorus. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan (Irianto, 2004: 170).
d.      Usus halus
Usus halus atau usus keciladalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum) (Sloane, 2003 : 98).
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot melingkar (M. sirkuler), lapisan otot memanjang (M. Longitidinal ) dan lapisan serosa (Sebelah Luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum) (Irianto, 2004: 170).
e.       Usus besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare (Sloane, 2003 : 98).
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari : Kolon asendens (kanan), Kolon transversum, Kolon desendens (kiri), Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare (Irianto, 2004: 171).
f.       Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing (Irianto, 2004: 172).
g.      Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum (Irianto, 2004: 172).
h.      Rektum
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB) (Sloane, 2003 : 98).
i.        Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus (Sloane, 2003 : 98).
Sistem pencernaan pada menusia ini sering terjadi gangguan dan penyakit, sehingga kalau tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan kematian. Gangguan dan penyakit pada sistem pencernaan tidak mengenal usia dan kelamin. Mulai dari bayi, balita, remaja, dewasa dan orang tua, laki-laki atau perempuan. Gangguan pencernaan  (dispepsia atau sakit perut) merupakan suatu  hal yang menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan di perut bagian atas. Gangguan pencernaan bukanlah penyakit, melainkan kumpulan gejala, termasuk kembung, bersendawa dan mual. Meskipun gangguan pencernaan umum dirasakan orang, namun setiap orang mengalami  gangguan pencernaan yang berbeda-beda (Darwis, 2012 : 1).
Pada orang yang tidak memiliki laktase (enzim yang mencerna laktosa), konsumsi laktosa dapat mengakibatkan diare, kembung, gas dalam perut yang berlebihan dan sakit perut. Gejala ini berkaitan dengan laktosa yang belum dicerna tetapi telah sampai ke usus besar dan difermentasi oleh mikroorganisme dalam kolon sehingga menghasilkan gas dan produk yang menyebabkan perut akan terasa sakit, penyakit ini disebut lactose intolerance. Bakteri probiotik dapat membantu pencernaan laktosa sehingga penderita lactose intolerance tetap dapat menikmati susu dalam bentuk susu yang telah difermentasi oleh bakteri probiotik seperti yogurt (Widyaningsih, 2011 : 19).

IV.             Metode penelitian
4.1  Alat dan Bahan
Alat            :                                                          Bahan  :
-          Masker                                                  -  Torso sistem pancernaan
-          Alat tulis                                               -  Feses
-          Hanscoon
4.2  Cara kerja
Text Box: Menyiapkan torso yang akan digunakan untuk melakukan pengamatanKegiatan 1 :
 



Text Box: Mencatat semua makanan yang dikonsumsi sehari sebelum hari pengamatan (H-1)

            Kegiatan 2 :
Text Box: Melakukan pengamatan terhadap feses masing-masing sebelum berangkat praktikum.
Text Box: Mengusahakan pengamatan feses dilakukan pagi hari sebelum mengkonsumsi apapun.
Text Box: Mencatat semua hasil pengamatan pada tabel.
 











V.                Hasil pengamatan
No
Hasil pengamatan

Nama
Warna
Bentuk
Aroma
Posisi di air
Tekstur
Ket
1
Rose Lolita
Hijau Kekuningan
Putus-putus panjang
Berbau
Terapung
Padat
Pagi
2
Addieni
Coklat Kehitaman
Panjang
Berbau
Tenggelam
Padat
Pagi
3
Syarifatul
Kuning Kecoklatan
Panjang
Berbau
Tenggelam
Lunak
Pagi
4
Zainatuh
Kuning kecoklatan
Lonjong
Berbau
Terapung
Lunak
Pagi
5
Evya
Kuning Kecoklatan
Lonjong
Berbau
Tenggelam
Padat
Pagi

No
Nama
Makanan
1
Rose Lolita
Jamur, rawon, pecel, siomay, nasi, langsep
2
Addieni
Nasi, tahu goreng, capcay, tongkol, tahu bakso, es krim, telur asin, oki jelly drink
3
Syarifatul
Nasi, telur, air putih, nasi kunig, tempe, tempura
4
Zainatuh
Nasi pecel, nasi lalapan, air putih, energen
5
Evya
Bakso sayur, pop ice, biskuit, air putih



















VI.             Pembahasan
Pada praktikum kali ini telah di lakukan praktikum mengenai sistem pencernaan. Dimana pada praktikum kali ini memiliki tujuan praktikan mampu memahami struktur anatomi organ-organ pada sistem pencernaan secara sederhana melalui pemeriksaan feses yang di lakukan secara makroskopis. Kegiatan yang kami lakukan pada praktikum kali ini adalah yang pertama melakukan pengamatan torso sistem pencernaan dan kegiatan yang kedua adalah melakukan pengamatan feses secara makroskopis.
Kegiatan pertama yang kami lakukan adalah melakukan pengamatan organ-organ yang berperan di dalam sistem pencernaan dan juga tahapan masuknya makanan dari mulut hingga anus yang terdapat di torso yang di tampilkan di depan kelas. Langkah kerja yang di lakukan pada kegiatan pertama ini adalah mempersiapkan torso sistem pencernaan yang nantinya akan di gunakan dalam praktikum. Kemudian melakukan pengamatan organ-organ yang terdapat di torso sistem pencernaan tersebut serta letak dari organ-organ tersebut di dalam sistem pencernaan. Kemudian menggambar sistem pencernaan secara utuh dan di lanjutkan dengan menggambar setiap organ, lalu mencatat hasil pengamatan tersebut. Pada kegiatan 1 di wajibkan untuk menggambar sistem pencernaan tujuannya adalah untuk mengkonfirmasikan yang di jelaskan oleh assisten kepada praktikan sampai dengan benar atau masih ada kesalahan konsep dari praktikan atau tidak.
Sedangkan pada kegiatan kedua yaitu pengamatan feses secara makroskopis. Pertama mencatat semua makanan yang dikonsumsi sehari sebelum hari pengamatan dilakukan (H-1), hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh makanan yang dikonsumsi terhadap feses yang dihasilkan dikarenakan tiap makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi keadaan feses yang dikeluarkan. Selanjutnya melakukan pengamatan feses di pagi hari sebelum mengkonsumsi apapun, tujuan pengamatan feses pada pagi hari adalah feses yang diamati pada pagi hari sebelum mengkonsumsi apapun, itu merupakan hasil dari buangan sisa bahan makanan yang telah dikonsumsi sehari sebelumnya sehingga data yang di hasilkan akurat atau valid dan dari feses yang diamati tersebut kita dapat mengetahui secara sederhana kesehatan dari sistem pencernaan seseorang setelah mengkonsumsi makanan tersebut serta dapat diketahui apakah makanan yang telah kita makan sudah dapat memenuhi kebutuhan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh kita atau belum. Kemudian selanjutnya menulis pada tabel pengamatan mengenai warna, bentuk, aroma, tekstur, dan posisi dalam air feses yang di amati pada pagi hari. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk melakukan diagnosa secara sederhana kesehatan sistem pencernaan seseorang.
Proses dari sistem pencernaan merupakan proses penguraian bahan makanan dari molekul yang kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana agar dapat di serap oleh tubuh dan di gunakan oleh jaringan tubuh melakukan kegiatan sehari-hari. Kemudian dalam kerjanya sistem pencernaan ini di bantu oleh saluran pencernaan. Saluran pencernaan sendiri adalah saluran yang kontinyu berbentuk tabung dan di kelilingi oleh otot. Kemudian di saluran tersebut terjadi proses pemecahan, pencernaan makanan dan nantinya akan di antar menuju pembuluh darah untuk di edarkan ke seluruh tubuh.
Berdasarkan pengamatan yang di lakukan menggunakan torso sistem pencernaan terdapat beberapa organ yang berperan di dalam sistem pencernaan secara berurutan sebagai berikut : mulut – kerongkongan (esofagus) – lambung (gaster) – hati – kelenjar pankreas – usus halus (intestinum tenue) – usus besar (kolon) – rectum – anus. Sebelum menjelaskan lebih dalam mengenai mekanisme sistem pencernaan, terlebih dahulu harus diketahui bahwa di dalam sistem pencernaan terdapat 2 pencernaan yaitu sistem pencernaan kimiawi dan pencernaan mekanis Pencernaan mekanis merupakan pemecahan atau penghancuran makanan secara fisik dari zat makanan yang kasar menjadi zat makanan yang lebih halus. Contoh organ pencernaan yang melakukan pencernaan secara mekanis adalah gigi, lambung dan saluran pencernaan. Gigi bertugas memotong-motong dan mengunyah makanan, lambung bertugas meremas-remas makanan agar menjadi kimus atau partikel yang lebih kecil lagi, sedangkan saluran pencernaan bekerja dengan mendorong makanan dari kerongkongan sampai ke anus (gerak peristaltik). Sedangkan pencernaan secara kimiawi merupakan proses pemecahan makanan dari molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang sederhana dengan bantuan getah pencernaan (enzim) yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Organ pencernaan makanan yang melakukan pencernaan secara kimiawi dengan bantuan enzim adalah mulut, lambung dan usus.
Sistem pencernaan sendiri secara umum saluran memiliki 4 bagian utama yang masing-masing memiliki fungsi sebagai berikut ingesti (pemasukan makanan ke dalam mulut), kemudian digesti (proses penguraian makanan menjadi molekul yang sederhana sehingga mudah di serap oleh saluran pencernaan), adsorbsi (penyerapan), dan defekasi atau eliminasi (pengeluaran sisa). Dimana proses digesti (pencernaan) terdiri dari beberapa yaitu pengambilan makanan (prehensi), penelanan (deglutisi), pencernaan (digesti) dan pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti).
Mekanisme sistem pencernaan dimulai dari organ pertama tempat masuknya makanan adalah mulut. Dimana di mulut ini terjadi proses mekanik dan kimiawi,. Proses pencernaan secara mekanik di bantu oleh gigi dan lidah, dimana di situ gigi sendiri memiliki beberapa gigi untuk menghancurkan makanan secara mekanik yaitu gigi yaitu gigi seri (berfungsi untuk memotong-motong makanan), gigi taring (berfungsi untuk mencabik-cabik makanan) dan gigi geraham (yang berfungsi unutuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil). Kemudian proses pencernaan makanan secara kimiawi yaitu penguraian makaanan dari makanan yang bermolekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana di bantu oleh enzim yang di hasilkan oleh sistem kelenjar pencernaan, di mulut ini di bantu oleh kelenjar ludah yang menghasilkan enzim ptialin dan enzim amilase yang tercampur dengan kelenjar ludah. Fungsi dari kedua enzim ini adalah untuk mengubah amilum menjadi maltosa. Fungsi dari air ludah sendiri sebagai pelumasan, dimana penyusun utamanya adalah mukopolisakarida yang disebut musin.
Kemudian setelah makanan berbentuk berupa bolus-bolus yang telah di bentuk oleh lidah, kemudian lidah mendorong makanan yang telah berbentuk bolus-bolus tersebut ke arah saluran selanjutnya yaitu kerongkongan atau esofagus. Setelah makanan sampai di esofagus, terjadi gerak peristaltik di esofagus yang disebabkan oleh kontraksi otot-otot lurik dan otot polos di sepanjang saluran esofagus ini mengakibatkan makanan terdorong menuju ke organ selanjutnya yaitu lambung. Diantara faring dan kerongkongan terdapat sebuah katub yang disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi mencegah makanan memasuki trakea dengan menutupi glotis, pita-pita suara dan bukaan di antara pita-pita tersebut. Dengan dipandu oleh pergerakan laring, bagian atas saluran pernapasan, mekanisme penelanan ini mengarahkan setiap bolus ke dalam lubang masuk esofagus. Jika refleks menelan gagal, makanan atau cairan dapat mencapai tenggorokan dan menyebabkan tersedak, yaitu penyumbatan trakea.
Kemudian makanan memasuki lambung atau gaster. Lambung sendiri terdiri dari 4 bagian yaitu sfingter esofagus, cardia, fundus dan juga sfingter pilorus. Melalui saluran yang di namakan sfingter esofagus yaitu saluran masuknya makanan ke dalam lambung yang dapat membuka dan menutup dan dalam keadaan normal, sfinter mencegah makanan kembali lagi ke kerongkongan. Kemudian masuk ke bagian lambung utama yaitu pada bagian fundus di fundus ini akan terjadi 2 pencernaan yaitu pencernaan kimiawi dan pencernaan mekanik. Di dalam fundus di hasilan getah lambung yaitu HCL, enzim renin, dan juga pepsin yang berfungsi sebagai pencernaan kimiawi menggunakan getah lambung dan juga enzim. HCl sendiri mengakibatkan lambung menjadi asam dengan tujuan untuk membunuh bakteri yang terdapat di bolus-bolus makanan dan juga untuk mengubah pepsinogen menjadi pepsin. Enzim pepsin aktif dan mengubah protein menjadi peptone. Kemudian enzim renin berfungsi mengendapkan kasein susu.. Setelah melalui pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus melalui bagian yang membatasi antara lambung dan usus halus yaitu sfingter pilorus. Katup ini akan membuka bila ada gerak peristaltik lambung yang telah memuntahkan kimus yang bersifat asam ke dalam segmen permulaan usus halus sehingga terjadi pencernaan mekanik terlebih dahulu baru makanan dapat di lanjutkan ke organ selanjutnya yaitu usus halus.
Kemudian makanan masuk ke usus halus. Usus halus sendiri umunya melakukan pencernaan pada situasi yang basa. Usus halus meneruskan pencernaan yang umumnya dalam lingkungan bersifat basa. Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum), usus tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada dinding duodenum terdapat lubang yang menyambung langsung dengan saluran pankreas dan saluran empedu. Organ pankreas akan menghasilkan enzim tripsin, amilase dan lipase yang nantinya akan di salurkan langsung ke duodenum. Enzim tripsin sendiri berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino. Kemudian enzim amilase berfungsi mengubah amilum menjadi glukosa sederhana. Dan enzim lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan juga gliserol. Kemudian getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
   Kemudian pencernaan akan di lanjutkan ke bagian jejunum.. Makanan yang sampai di jejunum merupakan makanan yang dalam bentuk siap di serap, dan pada bagian jejunum ini pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.
Selanjutnya setelah dari usus halus, makanan yang sudah di serap oleh usus halus akan masuk ke dalam organ selanjutnya yaitu usus besar (Colon). Dimana usus besar sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu usus buntu (appendiks), bagian yang menaik (ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus. Makanan yang telah sampai di usus besar merupakan makanan sisa yang sudah tidak mengandung vitamin dll. Bahan-bahan makanan sisa ini merupakan bahan makanan yang tidak dapat di cerna lagi oleh tubuh seperti contohny selulosa. Usus bear sendiri memiliki fungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bila kadar air pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.
Berdasarkan pengamatan yang di lakukan di dapatkan hasil pada feses rose di dapatkan hasil warna hijau kekuningan putus-putus panjang, berbau, terapung, padat di keluarkan pagi hari, serta 1 hari sebelumnya memakan Jamur, rawon, pecel, siomay, nasi, langsep. Kemudian pada addini feses yang di keluarkan coklat kehitaman, panjang, berbau, tenggelam, padat dan di keluarkan pagi hariserta 1 hari sebelumnya memakan nasi, tahu goreng, capcay, tongkol, tahu bakso, es krim, telur asin, oki jelly drink. Lalu syari feses kuning kecoklatan, panjang, berbau, tenggelam, lunak dan di keluarkan pagi hari serta 1 hari sebelumnya memakan nasi, telur, air putih, nasi kunig, tempe, tempura. Selanjutnya feses zainatuh kuning kecoklatan, lonjong, berbau, terapung, lunak dan di keluarkan pagi hari serta 1 hari sebelumnya memakan nasi pecel, nasi lalapan, air putih, energen. Kemudian feses evya kuning kecoklatan, lonjong, berbau, tenggelam, padat dan di keluarkan pagi hari serta 1 hari sebelumnya memakan bakso sayur, pop ice, biskuit, air putih.
   Sebelum mendiagnosa kita harus mengetahui beberapa teori yang pertama adalah proses pembuangan feses dapat terjadi setiap satu atau dua hari, atau bahkan beberapa kali dalam sehari bergantung kepada kondisi kesehatan seseorang. Feses mengandung mikroflora usus sekitar 1011-12 bakteri/g. Dalam kondisi sehat, mikroflora usus seseorang didominasi oleh bakteri yang berguna. Adanya perubahan dalam kondisi fisik atau pola makan, atau bahkan dalam keadaan stress, maka komposisi mikoflora usus dapat merubah. Akibatnya, terjadi gangguan saluran pencernaan anda atau bahkan gangguan keseluruhan kesehatan anda. Oleh karena itu feses dapat menjadi indikator kesehatan seseorang.
Kemudian yang kedua feses normal dipengaruhi oleh makanan. Menu makanan yang mengandung serat tinggi, akan menghasilkan feses yang kamba (bulky) dan dalam jumlah yang banyak (± 300-500g), dengan berat jenis sekitar 0,89 sehingga akan mengapung di air. Sebaliknya menu yang rendah serat dan tinggi kadar daging menghasilkan feces yang langsing dan jumlahnya sedikit (± 100-250g), dengan berat jenis di atas 1.0 dan akan tenggelam.
Selanjutnya warna feses paling umum adalah kuning kecoklatan. Selain dipengaruhi oleh asupan makanan, warna feses dipengaruhi oleh pigmen empedu (bilirubin). Bilirubin berasal dari sel darah merah yang telah mengalami degenerasi, kemudian dirombak oleh hati, hasilnya disimpan dalam kantong empedu dan dikeluarkan ke dalam usus kecil. Konsentrasi bilirubin mempengaruhi warna sehingga bervariasi dari hijau-hitam hingga kuning muda.
Pada teori selanjutnya jika isi (makanan) usus berjalan pada kecepatan normal, warna feses adalah kuning kecoklatan sampai coklat tua. Jika berjalan lebih lambat, feses akan berwarna lebih gelap. Kecepatan feses bergerak 10 cm per jam, dan ini bergantung pada diet seseorang. Makanan dengan fiber tinggi akan menyebabkan bakteri asam laktat berkembang dan feses akan bersifat asam. Makanan dengan fiber rendah dan banyak daging akan membuat bakteri pembusuk berkembang pesat dan feses akan bersifat basa. Asosiasi aktivitas metabolik bakteri usus dalam mendegradasi makanan dengan bilirubin inilah yang membentuk warna feses. Beberapa unsur-unsur yang dimakan dapat merubah warna feses. Obat-obat yang mengandung besi dan bismuth akan merubah feses menjadi hitam. Beets dan kemungkinan beberapa sayur-sayuran dan buah-buahan merah lain dapat merubah feses menjadi warna kemerahan. Zat pewarna makanan juga akan berpengaruh kepada warna feses. Terjadinya perubahan warna yang menyimpang dari feces, kemungkinan besar merupakan tanda adanya abnormalitas dalam tubuh. Warna feses putih keabu-abuan, kemungkinan merupakan tanda aliran bilirubin ke usus diblokir. Penyebabnya dapat berupa tumor atau kelainan hati. Apabila berwarna merah, kemungkinan terjadi pendarahan pada kolon. Warna hitam seperti tar menandakan sedang menderita kanker kolon, tukak lambung atau tukak duodenum. Bentuk, warna dan bau dari feses dapat memberikan banyak informasi mengenai kondisi usus seseorang. Adanya penyimpangan dari mikroflora usus dapat dideteksi secara sederhana bila penampakan feses memperlihatkan terjadinya perbedaan dari kondisi feses normal dari seseorang yang sehat
Kemudian hasil pengamatan pada rose di katakan sistem pencernaan sehat karena mengeluarkan feses pada pagi hari dengan kondisi feses terapung dan padat dengan warna kekuningan, karena h-1 rose memakan sayur terus menerus sehingga berat jenisnya kecil dengan feses padat akan mengakibatkan feses mengapung hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada, warna dari feses rose berbeda dari umumnya hal ini tidak masalah karena bergantung pada konsentrasi bilirubin yang di hasilkan jadi setiap feses berbeda-beda dan tidak perbedaan warna mencolok sehingga di katakan tidak ada masalah pada pencernaannya.
Pada probandus selanjutnya yaitu addini hasil diagnosa sistem pencernaannya adalah sehat karena makanan yang dimakan H-1 merupakan daging-dagingan dan fesesnya pun padat, berbau dan juga tenggelam, hal ini sudah sesuai dengan teori yang di jelaskan sebelumnya dimana ketika memakan makanan rendah serat seperti daging-dagingan akan mengakibatkan berat dari sisa makanan bertambah yang mengakibatkan feses menjadi tenggelam, warna kuning kehitaman pada feses addini juga sudah sesuai dengan teori yang ada di atas dimana warna feses pada umumnya kuning kecoklatan sehingga tidak ada masalah pada pencernaan addini.
Kemudian pada hasil pengamatan feses sari dapat di diagnosa sehat karena berdasarkan makanan yang dimakan yang kebanyakan komponennya sayuran yang mengandung serat tinggi dengan feses tenggelam bertekstur lunak hal ini sudah sesuai dengan teori yang sudah di sampaikan sebelumnya yaitu menu makanan yang mengandung serat tinggi, akan menghasilkan feses yang kamba (bulky) dan dalam jumlah yang banyak (± 300-500g), dengan berat jenis sekitar 0,89 sehingga akan mengapung di air. Warna feses yang kuning kecoklatan menandakan bahwa pencernaannya tidak memiliki masalah karena warna fesesnya tidak mencolok dan sudah sesuai dengan makanan yang dimakan sebelumnya.
Kemudian pemeriksaan sederhana pada feses rifa dapat di katakan sehat karena makanan yang di makanan H-1 yang komponennya serat tinggi di hasilkan feses yang terapung dengan tekstur lunak sudah sesuai dengan teori yang ada dimana makanan yang mengandung serat tinggi, akan menghasilkan feses yang kamba (bulky) dan dalam jumlah yang banyak (± 300-500g), dengan berat jenis sekitar 0,89 sehingga akan mengapung di air. Warna feses yang kuning kecoklatan menandakan bahwa pencernaannya tidak memiliki masalah karena warna fesesnya tidak mencolok dan sudah sesuai dengan makanan yang dimakan sebelumnya.
Selanjutnya pemeriksaan sederhana pada feses evya dapat dikatakan sehat karena makanan yang dimakan H-1 yang komponennya serat tinggi di hasilkan feses yang terapung dengan tekstur lunak sudah sesuai dengan teori yang ada dimana makanan yang mengandung serat tinggi, akan menghasilkan feses yang kamba (bulky) dan dalam jumlah yang banyak (± 300-500g), dengan berat jenis sekitar 0,89 sehingga akan mengapung di air. Warna feses yang kuning kecoklatan menandakan bahwa pencernaannya tidak memiliki masalah karena warna fesesnya tidak mencolok dan sudah sesuai dengan makanan yang dimakan sebelumnya.










VII.          Penutup
7.1  Kesimpulan
1.      Pada sistem pencernaan anatomi organ-organ terdiri dari beberapa alat-alat pencernaan yaitu berupa saluran berbentuk tabung yang di kelilingi oleh otot. Saluran pencernaan yang di lewati makanan tersebut meliputi mulut – kerongkongan (esofagus) – lambung (gaster) – usus halus (intestinum tenue) – usus besar (colon) – rectum – anus.
2.      Pemeriksaan feses secara sederhana dapat di lakukan dengan melakukan pengamatan secara makroskopis yang meliputi pengamatan warna, bentuk, posisi didalam air, aroma dan tekstur. Feses yang sehat adalah feses yang memiliki tekstur padat, dengan warna kuning kecoklatan, berbentuk panjang, posisinya bergantung yang dimakan jika makanan sebelumnya tinggi serat maka feses akan terapung jika rendah serat maka feses akan tenggelam.
7.2  Saran
Seharusnya torsonya jangan hanya di peragakan di depan lab tapi praktikan memegang satu kelompok satu sehingga dapat lebih memahami sistem pencernaan.








Daftar Pustaka
Darwis, welly. 2012. Tanaman Obat yang Terdapat di Kota Bengkulu yang Berpotensi Sebagai Obat Penyakit dan Gangguan pada Sistem Pencernaan Manusia. Jurnal Konservasi Hayati. Vol 8 (1) : 1 -15
Handaya Wilfridus Bambang Triadi. 2011. Alat Bantu Ajar Sistem Pencernaan dan Sistem Pernafasan pada Manusia Berbasis Web. Jurnal Informatika. Vol 7 (2) : 201 – 211.
Irianto, K., 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Yrama Widya: Bandung.
Kimball, J.W., 1994. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC: Jakarta.
Suntoro, Susilo, Handari. 1990. Struktur Hewan. Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada Press.
Waluyo, Joko. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jember : Universitas Jember.
Widyaningsih, Endang Nur. 2011. Peran Probiotik Untuk Kesehatan. Jurnal Kesehatan. Vol 4 (1) : 14-20










Lampiran
Description: http://www.tokobukumurahonline.com/image/cache/data/products/buku%20umum/Kedokteran%20Kebidanan/ANATOMI%20&%20FISIOLOGI_12-30-2012%20jadi-500x500.jpgDescription: http://pertamina.com/perpustakaan/asset/images//book/scan3213.jpgDescription: E:\.semester 6\anfisman\laporan 3\Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedism.jpgDescription: E:\.semester 6\anfisman\laporan 3\245338_4a362b2c-5a7e-11e4-bf28-565c2523fab8.jpg


3 komentar:

Follow Us @soratemplates