LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI TUMBUHAN
“Pembuktian Daya Hisap Daun”
Oleh:
Nama : Rose Lolita
NIM : 130210103027
Kelas : C
Kelompok : 4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
I.
Judul
Pembuktian Daya Hisap
Daun
II.
Tujuan
Untuk membuktikan bahwa
air tanah naik ke daun disebabkan oleh daya hisap daun dan faktor-faktor lain
yang mempengaruhinya
III.
Dasar
Teori
Daya hisap
daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik keatas. Beberapa
faktor yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain terang teduhnya cahaya,
banyak sedikitnya daun, kelembaban udara dan cukupnya air tanah. Air bergerak
secara vertical melalui pembuluh xylem melawan gravitasi. Xylem terdiri dari empat
macam sel yaitu trakeid, unsure pembuluh, serat dan parenkim xylem. Trakeid dan
unsur pembuluh yang tersusun tegak berperan dalam pengangkutan cairan xylem.
Trakeid dan unsur pembuluh adalah sel yang berbentuk panjang tapi trakeid lebih
panjang serta lebih sempit daripada unsure pembuluh. keduanya berfungsi sebagai
unsur mati artinya sesudah terbentuk dari proses pertumbuhandan diferensiasi
sel meristematik, sel itu mati dan protoplasmanya diserap oleh sel lain. Namun
sebelum mati terjadi beberapa perubahan pada dindingnya yang penting untuk
lalu-lalang air. Salah satu perubahanya adalah terbentuknya dinding sekunder
yang sebagian besar terdiri dari selulosa, lignin, dan hemiselulosa yang
menutup sebagian besar dinding primer (Dwijoseputro, 1990).
Air
diperlukan dalam jumlah besar oleh tumbuhan hidup. Air merupakan bagian
terbesar tubuh tumbuhan yang aktif mengadakan metabolisme. Fungsi air bagi
tumbuhan :
1.
Menjadi
penyusun utama protoplasma
2.
Menjadi
pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan
3.
Menjadi
alat transport untuk memindahkan zat hara
4.
Menjadi
medium berlangsungnya reaksi metabolisme
5.
Menjadi
bahan dasar-dasar untuk reaksi biokimia
6.
Mengatur
turgor sel (untuk pembentangan dinding sel)
7.
Untuk
mempertahankan temperature yang seragam diseluruh tubuh
8.
Alat
gerak misalnya pada pulvinus tangkai daun (Mudakir, 2004).
Tekanan akar
tampak pada sebagian besar tanaman, tapi ini terjadi jika tanah cukup lembab
dan bila kelembaban udara tinggi, artinya ketika transpirasi sangat
rendah. tetesan air akan terlihat keluar dari bukaan (hidatoda) pada
ujung atau tepi daun, fenomena ini disebut gutasi. Jika tanaman
ditempatkan pada kondisi atmosfer yang cukup kering, atau di tanah yang
berkelembaban rendah, atau sekaligus dalam kedua keadaan tersebut, maka tekanan
akar tidak muncul sebab air dalam batangnya berada di bawah tegangan dan bukan
di bawah tekanan (Salisbury dan Ross, 1995).
Tanaman yang berada pada daerah yang kondisi tanahnya
kering atau memiliki kelembaban udara rendah akan mengalami transpirasi yang
tinggi. Pada daerah ini fenomena tekanan akar tidak terlihat. Hal ini
disebabkan karena air di dalam pembuluh xilem tidak dalam keadaan menerima
tekanan, tetapi sebaliknya sedang mengalami tarikan (tension). Jadi air
bergerak ke atas karena adanya tarikan akibat terjadinya transpirasi dari daun
sehingga menimbulkan daya hisap daun (Lakitan, 2004).
Beberapa
faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya daya hisap daun dan daya tekan
akar adalah sebagai berikut:
1)
Tekanan
akar: berdasarkan fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian
dihubungkan dengan selang manometer air raksa, maka air di dalam selang itu
akan terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar
2)
Kapilaritas:
merupakan gejala yang timbul akibat interaksi antara permukaan benda padat dengan
benda cair yang menyebabkan gangguan terhadap bentuk permukaan cairan yang
semula datar, misalnya di dalam pipa yang kecil, permukaan cairan menjadi naik,
karena cairan tersebut ditarik oleh dinding bagian dalam pipa oleh gaya adhesi
3)
Sel
pemompa: pergerakan vertikal air dari akar ke daun adalah karena adanya peranan
sel-sel khusus yang berfungsi memompa air ke atas, hal ini dibuktikan dengan
adanya hasil penelitian, dimana pergerakan vertikal air sebagian besar melalui
bagian yang mati dari tanaman (pembuluh xilem dan dinding sel), bukan melalui
bagian sel-sel yang hidup
4)
Kohesi:
penyerapan vertikal air dalam tanaman dapat dijelaskan dengan tiga elemen atau
konsep kohesi yaitu: adanya perbedaan potensi air antara tanah dan atmosfer
sebagai tenaga pendorong, adanya tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang
mampu mempertahankan molekul air terhadap gravitasi dan adanya gaya kohesi
antara molekul air yang menjaga keutuhan kolom air dalam pembuluh xilem
(Gardner, 1991).
Ruang interseluler udara dalam daun mendekati
keseimbangan dengan larutan dalam fibrill sel pada dinding sel. Hal ini berarti
sel-sel hampir jenuh dengan uap air, padahal banyaknya udara di luar daun
hampir kering. Difusi dapat terjadi jika ada jalur yang memungkinkan adanya
ketahanan yang rendah. Kebanyakan daun tertutup oleh epidermis yang berkutikula
yang memiliki resistansi (ketahanan) tinggi untuk terjadinya difusi air. Namun
stomata memiliki resistansi rendah ketika membuka dan uap air berdifusi ke luar
melalui stomata (Loveless,1991).
Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan
immunostimulan adalah tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina L.). Hasil
skrining fitokimia dari daun pacar air mengandung senyawa flavonoida, saponin,
steroida, glikosida, kumarin, kuinon, striterpenoid dan fenolik. Dimana senyawa
flavonoid dapat berfungsi sebagai antioksidan, antikanker, antibakteri,
antiaterosklerotik, imunomodulator, antidiabetes, antiinflamasi dan senyawa
saponin berfungsi sebagai membran-permeabilising, bersifat hipokolesterolemik
dan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan serta meningkatkan respon makan pada
hewan (Pasaribu, 2015).
Transpirasi
dalah proses hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat berupa cairan dan uap
atau gas. Proses keluarnya atau hilangnya air dari tubuh tumbuhan dapat
berbentuk gas keudara disekitar tumbuhan dinamakan transpirasi (Loveless,
1991).
Ada dua
tipe transpirasi yaitu :
1.
Transpirasi kutikula yaitu evaporasi air yang terjadi
secara langsung melalui kutikula epidermis.
2.
Transpirasi stomata yang dalam hal ini kehilangan air
berlangsung melalui stomata. Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui
transpirasi stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air dan pada
sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 % atau
kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian
besar air yang hilang terjadi melalui stomata (Loveless, 1991).
IV.
Metode
Penelitian
a. Alat
dan Bahan
Alat :
1. Photometer
2. Beaker
glass
3. Stopwatch
Bahan
:
1. Tumbuhan
pacar air beserta daunnya
2. Air
3. Vaselin
b. Cara
Kerja
V.
Hasil
Pengamatan
Waktu
pengamatan
|
Teduh
(ml) daun 5
|
Teduh
(ml) daun 9
|
Terik
(ml) daun 5
|
Terik
(ml) daun 9
|
5
Menit
|
0,04
|
0,02
|
Bocor
|
0,02
|
10
Menit
|
0,06
|
0,05
|
0,03
|
|
15
Menit
|
0,08
|
0,06
|
0,06
|
|
20
Menit
|
0,09
|
Waktu
tidak cukup
|
Waktu
tidak cukup
|
|
25
Menit
|
0,095
|
|||
30
Menit
|
0,1
|
Volume kapiler 0,001 cm3
VI.
Pembahasan
Pada praktikum
kali ini mengenai daya hidap daun kami membuktikan bahwa air tanah dapat naik
ke daun di sebabkan oleh daya hisap daun daun pembuluh angkut. Pada praktikum
kali ini kami menggunakan pacar air (Impatiens balsamina L), pacar air merupakan
tumbuhan herba yang memiliki batang basah yang mengandung banyak sekali air
sehingga air mudah sekali di hisap oleh pembuluh angkut di daun.
Pada praktikum
kali ini pertama-tama kami menyiapkan alat yang kita gunakan yaitu fotometer, menempelkan
plastisin ke sekat-sekat pada photometer supaya tidak bocor, lalu mengalirkan
air melalui photometer dan menutup ujungnya dengan menggunakan jempol untuk
menghilangkan gelembungnya. Kemudian memasukkan tangkai daun pacar air pada
lubang kecilnya dan tutup karet pada lubang yang besar. Lalu lepaskan ujung
lubang yang di tutupi dengan menggunakan jempol. Jika air tidak keluar maka
lanjutkan ke proses selanjutnya yaitu pemberian eosin, jika air keluar berarti
ada sekat yang berlubang maka harus di tutupi lagi dengan plastisin.
Pada laju pacar
air di tempat teduh dengan daun 5 di dapatkan hasil 5 menit pertama 0,04,
kemudian 10 menit selanjutnya 0,06 ml, pada menit ke 15 menit di dapatkan
kenaikan 0,08 ml, pada menit ke 20 di dapatkan hasil 0,09 ml, lalu pada menit
ke 25 di dapatkan hasil 0,095, pada menit terakhir yaitu menit ke 30 di
dapatkan hasil 0,1. Pada tempat terik kami tidak berhasil memperoleh hasil sehingga
kami tidak dapat membandingkan antara pacar air daun 5 terik dan teduh, di
karenakan terjadi kesalahan alat yang kami gunakan, yaitu photometer yang kami
gunakan mungkin umurnya sudah lama atau sudah terlalu seirng di pakai sehingga
mengakibatkan alat sudah tidak layak pakai dan mengakibatkan walaupun sudah di
beri plastisin alat ini tetap bocor.
Proses
daya hisap daun di pengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap
daun yaitu absorbsi air dan mineral oleh sel-sel akar, transpor air dan mineral
ke dalam xilem, tarikan transpirasi, pembukaan dan penutupan stomata, tekanan
akar (Campbell, 1999: 358). Faktor-faktor tersebut di pengaruhi oleh cahaya
matahari dan juga panas dari luar tubuh tumbuhan semakin sering terpapar
matahari maka semakin mengakibatkan laju transpirasi cepat dimana semakin
banyak stomata yang melakukan pembukaan stomata. Ketika laju transpirasi
semakin cepat maka akan mngakibatkan daya hisap daun semakin cepat pula karena
tarikan dari transpirasi. Sehingga seharusnya jika praktikan berhasil melakukan
praktikum dan mendapatkan hasil akan mendapatkan hasil laju daya hisap pada
tempat terik lebih cepat atau lebih tinggi jika di bandingkan dengan daya hisap
daun pada tempat yang teduh.
Kemudian
pada hasil pengamatan pacar air daun 9 di tempat teduh di dapatkan hasil pada 5
menit pertama 0,02 ml, kemudian menit ke 10 di dapatkan kenaikan 0,05 ml dan
pada menit ke 15 di dapatkan kenaikan menjadi 0,06 ml dan pada waktu
selanjutnya tidak di dapatkan kenaikan di karenakan waktu praktikum sudah tidak
cukup lagi jadi kami melakukan perhentian pengamatan sebelum 30 menit. Jika di
bandingkan dengan pacar air pada tempat terik di dapatkan hasil 5 menit pertama
di dapatkan hasil 0,02 ml, kemudian pada menit ke 10 di dapatkan hasil 0,03,
dan pada menit ke 15 di dapatkan hasil 0,06 ml. Pada menit-menit selanjutnya
kami tidak berhasil mendapatkan hasil di karenakan pengamatan di berhentikan
karena waktu tidak cukup lagi.
Berdasarkan pengamatan tersebut di dapatkan
hasil yang hampir sama antara pacar air daun 9 pada tempat teduh dan pada
tempat terik. Pada menit ke 10 pada daun 9 keadaan terik lebih rendah di
bandingkan pada daun teduh. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada
seharusnya berdasarkan teori yang ada daya hisap daun akan semakin kuat apabila
tumbuhan berada ditempat yang terang. Namun hasil percobaan ini tidak sesuai
dengan teori karena tumbuhan yang diletakkan ditempat teduh mempunyai laju
gerakkan air dalam pipa kapiler yang lebih besar daripada tumbuhan yang
diletakkan ditempat terang.
Menurut Salisbury (1992) ada banyak langkah
dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya.
Besarnya uap air yang ditranspirasikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan (jumlah daun, luas daun, dan jumlah
stomata); (2) Faktor luar (suhu, cahaya, kelembaban, dan angin). Sehingga pada
perbandingan pacar air daun 9 tidak sesuai dengan teori seharusnya di dapatkan
hasil pacar air daun 9 tempat terik lebih tinggi daya hisap daunnya di
bandingkan dengan daya hisap daun pada tempat yang teduh.
Selain
itu menurut Campbell (2004) kohesi dan adhesi dalam gerak naiknya getah xilem.
Kohesi dan adehsi memfasilitasi transpor jarak jauh ini melalui aliran massal.
Kohesi air akibat pengikatan hidrogen memungkinkan untuk menarik kolom getah
xilem dari atas tanpa pemisahan molekul-molekul air. Molekul-molekul air yang
keluar dari xilem pada daun menyeret molekul-molekul air disebelahnya, dan
tarikan ini diteruskan, molekul demi molekul, menuruni keseluruhan kolom air di
dalam xilem. Sementara itu, adhesi molekul-molekul air yang kuat (sekali lagi
berkat ikatan hidrogen) ke dinding hidrofil sel-sel xilem mmembantu mengatasi
gaya gravitasi ke bawah.
Berdasarkan
teori tersebut daya kohesi dan adhesi juga merupakan salah satu faktor daya
hisap daun. Jika semakin cepat transpirasi yang terjadi maka daya kohesi dan
adhesi semakin cepat pula. Sehingga mengakibatkan daya hisap daun juga semakin
cepat. Transpirasi dapat terjadi di karenakan kenaikan temperatur dan
intensitas cahaya yang mengenai daun semakin banyak semakin cepat transpirasi.
Dalam hal ini seharusnya pada daun 9 pacar air di tempat terik lebih cepat gaya
adhesi dan kohesinya di bandingkan dengan daya hisap pada daun 9 pacar air,
sehingga hasil yang kami dapatkan tidak sesuai dengan teori yang ada.
Banyak
jumlah daun juga menentukan laju kecepatan air yang masuk ke dalam pembuluh
angkut xilem. Dimana semakin banyak daun maka semakin cepat laju gerakkan air dalam
xilem karena daya hisap daunnya semakin besar dan semakin sedikit daun maka
semakin lambat laju gerakan air dalam xilem daya hisap daun semakin kecil. Hal
ini hubungannya adalah dengan luas permukaan daun semakin banyak daun maka
stomata yang ada semakin banyak sehingga laju transpirasi dan tentunya daya
hisap daun semakin cepat sedangkan semakin sedikit daun maka stomata yang ada
semakin sedikit maka daya hisap daun semakin kecil.
Kemudian
jika kita lihat dari besar kecilnya diameter batang juga mempengaruhi yaitu
semakin besar diameter batang volume air yang digunakan semakin banyak maka
laju daya hisap daun juga akan meningkat. Panjang pendeknya batang juga
mempengaruhi laju transpirasi dan daya hisap daun, karena semakin pendek
batang, maka jarak antara daun ke ujung batang akan semakin dekat, hal inilah
yang mempengaruruhi laju transpirasi dan daya hisap daun, serta sebaliknya.
Hal ini
sesuai dengan teori Haryanti (2009) Stomata ditemukan pada sebagian besar
pemukaan tanaman misalnya daun, batang, dan akar tetapi yang terbanyak terdapat
pada daun. Sebagian besar pohon angiosprermae daundaunnya mempunyai stomata
pada permukaan bawah, sehingga disebut hipostomatus.
Kemudian selanjutnya fungsi eosin adalah adalah
sebagai indikator terjadinya daya hisap daun, ketika eosin naik berarti
menandakan terjadinya daya hisap daun. Eosin juga bersifat asam dan sebagai
pewarna jaringan tumbuhan. Hal ini sesuai dengan teori Junquera (2007) eosin
adalah metode pewarnaan yang banyak digunakan dalam dalam pewarnaan jaringan
sehingga ia di perlukan dalam diagnosa medis dan penelitian. Eosin bersifat
asam. Ia akan memulas komponen asidofilik jaringan seperti mitokondria, granula
sekretoris dan kolagen. Tidak seperti hematoksilin, eosin mewarnai sitoplasma
dan kolagen menjadi warna merah muda. Eosin
bersifat asam akan menarik zat/ larutan yang bersifat basa sehingga akan
berwarna biru. Sitoplasma bersifat basa akan menarik zat /larutan yang bersifat
asam sehingga berwarna merah.
Pada batang sebelum di masukkan ke dalam
photometer harus di potong di dalam air hal itu di lakukan adalah supaya tidak
adanya ruang udara yang terbentuk pada pembuluh xilem. Jika ada udara yang
masuk dalam pembuluh xilem akan mengakibatkan terhambat nya daya hisap daun
sehingga hasil yang di dapat tidak akan valid. Hal ini sesuai dengan teori
menurut (Tim Dosen Fisiologi Tumbuhan, 2015:15) pacar air di potong di dalam
air untuk mencegah ruang udara pada pembuluh xilem.
Saya
tidak berhasil menemukan teori mengenai fotometer yang kami gunakan sehingga
saya menjelaskan prinsip kerja photometer yang kami gunakan pada saat
praktikum. Photometer yang kami gunakan merupakan photometer tradisional yang
tidak membutuhkan kabel, kabel ataupun bahan-bahan yang biasanya di gunakan
sebagai bahan elektronik. Photometer yang kami gunakan berupa pipa yang terbuat
dari kaca plastik seperti
polietilena yang bahannya mirip dengan beaker glass sehingga
tidak mudah pecah dan tahan terhadap suhu panas ataupun suhu dingin. Pipa yang
terdapat ukuran ml nya sangat kecil kemudian bercabang dua di ujung yang satu
pipa kecil yang satunya pipa besar, yang kecil sebagai tempat tumbuhan tangkai
nya dan yang besar nantinya tempat penutup karet.
Prinsip
kerja dari photometer adalah dengan menutup ujung pipa kecil yang ada ukuran
milimeternya kemudian di isi air dan melepasnya untuk menghilangkan gelembung
di dalamnya. lalu di isi air lagi dan menutup sekat-sekat atau lekukan-lekukan
menggunakan plastisin agar photometer dapat berfungsi dengan baik. Setelah di
rasa sudah rapat plastisinnya di masukkan tangkai pacar air pada lubang kecil
dan menutup pipa besar dengan menggunakan penutup karet. Lepas jempol yang
menutupinya jika tidak ada air yang keluar lanjutkan pemberian eosin, jika
masih keluar air di tambal lagi menggunakan plastisin hingga benar-benar rapat
dan tidak keluar air jika di lepas jempolnya.
VII.
Kesimpulan
Air tanah naik ke daun disebabkan
oleh daya hisap daun dimana daya hisap daun ini di pengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor transpirasi dimana semakin cepat transpirasi maka semakin cepat
pula daya hisap daun. Hal ini hubungan nya dengan daya kohesi dan adhesi dimana
daya adhesi merupakan daya tarik menarik antara air dan juga dinding hidorfil
sel-sel xilem, dan kohesi merupakan molekul air yang nantinya akan saling
mengisi jika molekul air di depannya keluar melalui proses transpirasi. Semakin
cepat proses transpirasi maka semakin cepat pula daya kohesi dan adhesinya,
semakin cepat daya kohesi dan adhesinya maka semakin cepat daya hisap daunnya.
Kemudian di pengaruhi juga oleh luas permukaan daun semakin luas maka semakin
besar daya hisap daunnya.
Untuk membuktikan bahwa
air tanah naik ke daun disebabkan oleh daya hisap daun dan faktor-faktor lain
yang mempengaruhinya.
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, F.P., R. E. Pearce., & R. I. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: UI press
Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar
Fisiologi Tanaman. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Mudakir, Imam. 2004. Fisiologi
Tanaman. Jember: Universitas Jember Press
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tanaman Jilid 2.
Bandung: Penerbit ITB
Dwijoseputro, D.1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Utama
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk
Daerah Tropik 1. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Pasaribu, Wesly. 2015.
Efektivitas Ekstrak Daun Pacar Air (Impatiens balsamina L.) Untuk
Meningkatkan Respon Imun Non Spesifik Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Jurnal Budidaya Perairan. Vol 3:
Halaman 83-92
Campbell, Reece and
Mitchell L.1999. Biology Edisi Kelima
Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga
Haryanti, Sri. 2009. Optimalisasi Porus
Stomata Daun Kedelai (Glycine
max (L) merril) Pada Pagi Hari dan Sore. Jurnal
Bioma. Vol 11: Halaman 18-23
Junqueira,LC., 2007.
Histology Dasar Edisi 10. Jakarta : EGC
Tim Dosen Fisiologi
Tumbuhan. 2015. Buku Petunjuk Praktikum
Fisiologi Tumbuhan. Jember: Universitas Jember Press
LAMPIRAN
LAMPIRAN
KEL.
|
GAMBAR
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
4
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar