Sabtu, 18 Juni 2016

# Ekologi Hewan

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN “Estimasi Besarnya Populasi”


LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI HEWAN
“Estimasi Besarnya Populasi”




Oleh
KELOMPOK 3:
Ayuni Dwi                              (130210103024)
Rose Lolita                              (130210103027)
Zainatuh Arifah                      (130210103066)
Relita Imaniar                         (130210103093)
Nira Virdarani                         (130210103098)
Kelas C




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat dan petunjuk dari-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Anatomi Fisiologi Manusia ini dengan baik dan tanpa kendala apapun.
            Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk megetahui dan memahami tentang Estimasi Besarnya Populasi. Sebelumnya penulis berterima kasih pada teman-teman yang telah membantu penulis dalam menghadapi berbagai masalah dalam penyusunan laporan ini.
            Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca agar laporan ini lebih sempurna dan dapat meningkatkan pengetahuan bagi pembaca.
            Terimakasih dan semoga makalah ini memberikan manfaat positif bagi pembaca dan kita semua.


Jember, 22April 2015


Penulis
           







DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................... 2              
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3              
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang........................................................................................ 4              
1.2         Rumusan Masalah................................................................................... 5              
1.3         Tujuan..................................................................................................... 5              
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
 2.1       Pengertian Populasi dalam Ekologi ........................................................ 6              
 2.2       Pengertian CMRR................................................................................... 9
 2.3       Teknik Pengambilan sampel.................................................................... 11
BAB 3. METODE PERCOBAAN
3.1         Tempat dan Waktu Percobaan ............................................................... 13            
3.2         Alat dan Bahan Percobaan ..................................................................... 13            
3.3         Desain Percobaan.................................................................................... 13            
3.4         Prosedur Percobaan................................................................................. 14            
3.5         Skema Alur Percobaan............................................................................ 14            
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1       Hasil Percobaan....................................................................................... 16            
4. 2       Pembahasan............................................................................................. 18            
BAB 5. PENUTUP
 5.1       Kesimpulan ............................................................................................ 23            
 5.2       Saran ...................................................................................................... 23            
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 25            
LAMPIRAN ABSTRAK JURNAL................................................................. 27


BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Populasi merupakan sebagai kumpulan kelompok makhluk yang sama jenis (atau kelompok lain yang individunya mampu bertukar informasi genetik) yang mendiami suatu  ruangan  khusus, yang memiliki berbagai karakteristik   yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.
Estimasi populasi adalah suatu metode  yang digunakan untuk melakukan perhitungan kepadatan  suatu  populasi. Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan relatif dapat dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase.
Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kerapatan populasi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu secara absolut dan secara relatif. Pada kerapatan relatif jumlah individu tidak dapat dinyatakan secara pasti melainkan dibandingkan dengan jenis lain atau frekuensinya per satuan waktu. Cara mengukur kerapatan absolut ada dua, yaitu mengitung seluruh individu dan metode sampling.
Dalam suatu ekosistem  terdapat fluktuasi kepadatan populasi, untuk mempermudah dalam menghitung kepadatan suatu populasi, maka dibuat suatu simulasi cara penghitungan kepadatan populasi tersebut. Metode yang dapat digunakan adalah metode Peterson, yaitu metode cuplikan dengan menghitung proporsil kecil populasi atau dengan metode Eschmeyer, yaitu memperkirakan besarnya populasi simulan (objek simulasi). Dengan demikian dapat  ditentukan nilai kepadatan suatu populasi dan membandingkan hasil estimasi dari tiga rumus  rumus Petersen, Schnabel, and Eschmeyer-Schumacher.

1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana cara kerja dalam praktikum ini ?
2. Bandingkanlah hasil rumus yang mendekati ?
3. Mengapa harus ada pengulangan 10 kali ?
4. Bagaimana perbedaan aplikasi ketiga rumus yang digunakan dalam praktikum ini ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara kerja dalam praktikum ini.
2. Untuk mengetahui hasil rumus yang mendekati.
3. Untuk mengetahui alasan harus ada pengulangan 10 kali.
4. Untuk mengetahui perbedaan aplikasi ketiga rumus yang digunakan dalam praktikum ini.



















BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Populasi dalam Ekologi
Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar.  Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol sebagai akibat dari tertariknya individu-individu pada tempat yang sama, apakah karna lingkungan yang cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik bersama/penyebaran sosial individu-individu lain dalam populasi. Contoh pertumbuhan potensial populasi manusia yang terdiri dari banyak wanita umur 15-35 tahun adalah lebih besar pada populasi yang terdiri dari kebanyakan laki-laki tua/anak-anak.  Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi (Southwood, 1876:75).
          Populasi adalah sehimpunan individu atau kelompok individu dalam satu spesies atau kelompok lain yang dapat melangsungkan interaksi genetik dengan jenis yang bersangkutan, dan pada waktu tertentu menghuni suatu wilayah atau tata ruang tertentu. Populasi memiliki karakterisitik kelompok (statistical measure) yang tidak dapat diterapkan pada individu. Karakteristik dasar populasi yang banyak didiskusikan adalah kepadatan (density). Empat parameter populasi yang mengubah kepadatan populasi adalah natalitas (kelahiran), mortalitas (kematian), imigrasi dan emigrasi (Tarumingkeng, 1994).
Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi. Suatu populasi dapat juga ditafsirkan sabagai suatu kelompok yang sama. Suatu populasi dapat pula ditafsirkan sebagai suatu kolompok makhuk yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme, atau populasi setempat. Kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan (Junaidi,2010).
          Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran populasi mempertahankan ukuran populasi, yang relatif konstan sedangkan populasi lain berfluktuasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi tersebut. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakikatnya dengan keseimbangan antara kelahiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam (Naughton, 1973).
          Populasi adalah sekelompok organisme yang mempunyai spesies sama (takson tertentu) serta hidup/menempati kawasan tertentu pada waktu tertentu. Suatu populasi memiliki sifat-sifat tertentu; seperti kepadatan (densitas), laju/tingkat kelahiran (natalitas), laju/tingkat kematian (mortalitas), sebaran umur dan sex (rasio bayi, anak, individu muda, dewasa dengan jenis kelamin betina atau jantan), dll. Sifat-sifat ini dapat dijadikan sebagai parameter untuk mengetahui / memahami kondisi suatu populasi secara alami maupun perubahan kondisi populasi karena adanya pengaruh perubahan lingkungan. Sebagai salah satu sifat populasi, densitas merupakan cerminan ukuran populasi (jumlah total individu) yang hidup dalam kawasan tertentu (Tobing, 2008: 43).
Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu menggerombol, acak dan tersebar.  Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol sebagai akibat dari tertariknya individu-individu pada tempat yang sama, apakah karna lingkungan yang cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik bersama/penyebaran sosial individu-individu lain dalam populasi. Contoh pertumbuhan potensial populasi manusia yang terdiri dari banyak wanita umur 15-35 tahun adalah lebih besar pada populasi yang terdiri dari kebanyakan laki-laki tua/anak-anak.  Tingkat pertumbuhan populasi yaitu sebagai hasil akhir dari kelahiran dan kematian, juga mempengaruhi struktur umur dan populasi (Hadisubroto, 1989).
Kepadatan populasi satu jenis atau kelompok hewan dapat dinyatakan dalam dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit, atau persatuan luas atau persatuan volume atau persatuan penangkapan. Kepadatan pupolasi sangat penting diukur untuk menghitung produktifitas dan untuk membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit tersebut (Rakhmanda, 2011: 1).
Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara :
1.      Penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya.
2.      Metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsil kecil populasi.(PETERSON)  (Sukarsono,1992).
Metode yang paling akurat untuk mengetahui kerapatan populasi adalah dengan cara menghitung seluruh individu mahkluk hidup yang di maksud (sensus), namun situasi alam atau lokasi penelitian sering tidak memungkinkan pelaksaan hal tersebut, terutama pada penghitungan hewan liar misalnya nyamuk atau rusa. Mungkin sebagian medan habitat tidak dapat atau sukar dicapai, atau beberapa individu sangat sulit untuk dijumpai secara langsung. Selain itu pergerakan hewan dari dan ke arah lokasi sensus menyebabkan tidak akuratnya perhitungan (Sukarsono,1992).
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang akan dihitung. Misalnya untuk menghitung sampling populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode kuadarat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau burung dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture (Sukarsono,1992).

2.2 Pengertian CMRR
Capture Mark Release Recapture (CMMR) yaitu menandai, melepaskan dan menangkap kembali sampel sebagai metode pengamatan populasi. Merupakan metode yang umumnya dipakai untuk menghitung perkiraan besarnya populasi.
Capture-mark-recapture (CMR) merupakan eksperimen yang dikembangkan untuk mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan estimasi ukuran populasi pada hewan. Umum Prinsip CMR percobaan adalah untuk menandai individu dalam sesi capture pertama dan kemudian merekam proporsi individu yang ditandai dalam sesi merebut kembali berikutnya (Williams, 2001) dalam (Petit, 2005).
Perhitungan populasi baik untuk hewan maupun tumbuhan dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung, yaitu dengan perkiraan besarnya populasi sedemikian rupa sesuai dengan sifat hewan atau tumbuhan yang dapat dihitung. Misalnya, untuk sampling populasi rumput di padang rumput dapat digunakan metode kuadrat rumput, untuk hewan-hewan besar dapat dilakukan dengan metode track count atau fecal count, sedangkan untuk hewan yang relatif mudah ditangkap misalnya tikus, belalang atau rumput dapat diperkirakan populasinya dengan metode capture mark release recapture (CMRR) (Suin, 1989).
Suatu populasi dapat ditafsirkan sebagai suatu kelompok yang sama spesiesnya dan mendiami suatu ruang khusus pada waktu yang khusus. Populasi dapat dibagi menjadi deme atau populasi setempat, kelompok-kelompok yang dapat saling membuahi, satuan kolektif terkecil populasi hewan atau tumbuhan. Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan (Soetjipta, 1992).
Kerapatan populasi ialah ukuran besar populasi yang berhubungan dengan satuan ruang, yang umumnya diteliti dan dinyatakan sabagai cacah individu atau biomassa per satuan luas per satuan isi. Kadang kala penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (kerapatan spesifik). Kerapatan kasar adalah cacah atau biomassa persatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu biomassa persatuan ruang habitat (Hadisubroto, 1989).
Dalam kejadian yang tidak praktis, untuk menerapkan kerapatan mutlak suatu populasi, ternyata dianggap cukup bila diketahui kerapatan nisbi suatu populasi. Kerapatan populasi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu secara absolut dan secara relatif. Pada kerapatan relatif jumlah individu tidak dapat dinyatakan secara pasti melainkan dibandingkan dengan jenis lain atau frekuensinya per satuan waktu. Kepadatan relatif biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Cara mengukur kerapatan absolut ada, yaitu:
a.    Mengitung seluruh individu di suatu daerah, contoh: sensus
b.    Metode sampling, dengan metode Peterson atau metode Eschmeyer (capture and recapture methode) (Widyaleksono, 2012).
Metode CMRR secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan dan menangkap kembali. Kadang-kadang ada beberapa hewan yang bersifat suka ditangkap (trap happy) atau susah (trap shy). Southwood (1971) menyatakan bahwa penerapan metode CMRR dengan asumsi- asumsi sebagai berikut.
1)      Hewan yang ditandai tidak terpengaruh oleh tanda dan tanda tidak mudah hilang.
2)      Hewan yang ditandai harus tercampur secara homogen dalam populasi.
3)      Populasi harus dalam sistem tertutup  (tidak ada migrasi atau migrasi dapat dihitung).
4)      Tidak ada kelahiran atau kematian selama periode sampling.
5)      Hewan yang ditangkap sekali atau lebih, tidak mempengaruhi hasil sampling selanjutnya.
6)      Populasi sampling secara random dengan asumsi semua kelompok umur dan jenis kelamin dapat ditangkap serta semua individu mempunyai kemampuan yang sama untuk ditangkap.
7)      Sampling dilakukan dengan interval waktu yang tetap
(Wheather, 1995:208).

2.3 Teknik Pengambilan Sample

2.3.1 Metode Linceln-Peterson
Untuk memperbaiki keakuratan metode Lincon-Peterson (Karena sample relatif kecil), dapat digunakan schanabel. Metode ini selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode lincon-peterson, juga ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari satu periode sampling dengan periode yang berikutnya.
Pada metode ini penangkapan dan pelepasan hewan lebih dari 2 kali. Untuk periode setiap sampling, semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Dengan cara ini populasi dapat diduga dengan rumus:
N=∑(ni Mi)/∑Ri
Dengan :
·         Mi = adalah jumlah total hewan yang tertangkap period eke I ditambah periode sebelumnya
·         Ni = adalah hewan yang tertangkap pada periode I
·         Ri = adalah hewan yang tertangkap kembali pada periode ke I
(Southwood dan Henderson, 1971:75).
Analisa data untuk mengetahui kepadatan populasi simpai dilakukan dengan menggunakan rumus:
sedangkan untuk mengetahui kepadatan kelompok digunakan rumus:
Satuan Kepadatan Populasi adalah individu/km2 dan Kepadatan Kelompok adalah kelompok/km2 (Fitri, 2013).
Untuk memperkirakan kepadatan populasi burung di areal penelitian digunakan
rumus:
Dimana :
D = Kepadatan burung (ekor/ha)
N = Estimasi jumlah populasi (ekor)
A = Luas pulau (ha) (Sawitri, 2012). (Sawitri,2012)





















BAB 3. METODE PENELITIAN

3. 1       Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan ini dilakukan di laboratorium Zoologi Ruang 19 gedung Pendidikan Biologi Gedung 3 FKIP Universitas Jember pada :
Hari        : Jum’at
Tanggal  : 15 April 2016
Waktu    : 14-20 -16.00 WIB

3. 2       Alat dan Bahan Percobaan
3.2.1        Alat
1.      Beras Warna Putih dan Merah
2.      Toples kaca
3.      Sendok makan
3.2.2        Bahan
-

3. 3       Desain Percobaan
 















3. 4       Prosedur Percobaan
1)      Menyiapkan segenggam beras warna putih di dalam toples kaca
2)      Menyiapkan segenggam beras warna merah di luar toples kaca
3)      Mengambil beras warna putih di dalam toples menggunakan sendok dan menghitung jumlah beras yang terambil tersebut
4)      Mengganti beras berwarna putih yang terambil tersebut dengan beras merah dalam jumlah yang sama
5)      Memasukkan beras berwarna merah ke dalam toples kaca, dan membiarkan beras putih berada di luar toples
6)      Mengocok toples kaca sehingga beras merah dan beras putih dapat homogen
7)      Mengambil satu sendok beras lagi dari dalam toples kaca secara acak lalu menghitung jumlah beras yang terambil serta membedakan antara beras merah dengan beras putih
8)      Mengganti beras warna putih yang ikut terambil dengan beras warna merah, lalu memasukkannya lagi ke dalam toples
9)      Mengulangi langkah 6 sampai 8 di atas sampai pengulangan ke-9 (recapture 9)
10)  Memasukkan data, yaitu C sebagai tangkapan total, M sebagai jumlah beras putih keseluruhan, T sebagai jumlah beras putih pada setiap pengambilan, R sebagai jumlah beras merah pada setiap pengambilan
11)  Melakukan estimasi populasi beras putih dihitung dengan 3 rumus yaitu Peterson, Schnabel, dan Schumacher-Eschmeyer

3.5         Skema Alur Percobaan
 








 





Menghitung jumlah beras yang terambil, dan mengganti setiap beras putih yang terambil dengan beras merah
 
                    
 











BAB 4. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
Peterson
Schnabel
Eschmeyer
S
C
M
T
R
CM
(CM)2
∑CM
MR
CM/R
∑R
∑CM/∑R
R2/C
∑(CM)2/∑MR=a
1
171
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
170
171
159
11
29070
845064900
915894
1881
2642,727273
417
2196,388489
0,711764706
327110,1923
3
162
330
135
27
53460
2857971600
915894
8910
1980
417
2196,388489
4,5
327110,1923
4
148
465
122
26
68820
4736192400
915894
12090
2646,923077
417
2196,388489
4,567567568
327110,1923
5
157
587
118
39
92159
8493281281
915894
22893
2363,051282
417
2196,388489
9,687898089
327110,1923
6
160
705
108
52
112800
12723840000
915894
36660
2169,230769
417
2196,388489
16,9
327110,1923
7
148
813
92
56
120324
14477864976
915894
45528
2148,642857
417
2196,388489
21,18918919
327110,1923
8
165
905
95
70
149325
22297955625
915894
63350
2133,214286
417
2196,388489
29,6969697
327110,1923
9
136
1000
69
67
136000
18496000000
915894
67000
2029,850746
417
2196,388489
33,00735294
327110,1923
10
144
1069
75
69
153936
23696292096
915894
73761
2230,956522
417
2196,388489
33,0625
327110,1923
Jumlah
1561
973
417
915894
1,08624E+11
332073
20344,59681
153,3232422
327110,1923





Schumacher
R2
∑MR/a
(∑R2/C) / (∑MR/a)
S-1
1/S-1
1/S-1 {∑R2/C / ∑MR/a}
a3
a3 .b
a3 . b / ∑MR
0
0
0
0
~
~
0
0
0
121
1,01517167
151,0318371
1
1
151,0318371
3,50011E+16
5,28629E+18
1,59191E+13
729
1,01517167
151,0318371
2
0,5
151,0318371
3,50011E+16
5,28629E+18
1,59191E+13
676
1,01517167
151,0318371
3
0,333333333
151,0318371
3,50011E+16
5,28629E+18
1,59191E+13
1521
1,01517167
151,0318371
4
0,25
151,0318371
3,50011E+16
5,28629E+18
1,59191E+13
2704
1,01517167
151,0318371
5
0,2
151,0318371
3,50011E+16
5,28629E+18
1,59191E+13
3136
1,01517167
151,0318371
6
0,166666667
151,0318371
3,50011E+16
5,28629E+18
1,59191E+13
4900
1,01517167
151,0318371
7
0,142857143
151,0318371
3,50011E+16
5,28629E+18
1,59191E+13
4489
1,01517167
151,0318371
8
0,125
151,0318371
3,50011E+16
5,28629E+18
1,59191E+13
4761
1,01517167
151,0318371
9
0,111111111
151,0318371
3,50011E+16
5,28629E+18
1,59191E+13
23037
1,01517167
151,0318371
.


4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai estimasi besarnya populasi secara simulasi (dengan beras putih dan beras merah) dengan metode Capture-mark-release-recapture. Metode Capture-mark-release-recapture ini secara sederhana adalah menangkap hewan, menandai, melepaskan, dan menangkap kembali (Tim Dosen Pembina, 2016). Metode simulasi menggunakan beras warna putih dan merah dilakukan untuk menghemat waktu dan mengurangi resiko kesalahan, maka objek yang seharusnya hewan diganti dengan beras putih dan beras merah. Adapun tujuan diadakannya praktikum ini ialah menerapkan metode Capture-mark-release-recapture untuk memperkirakan populasi beras putih dan merah serta membandingkan hasil estimasi dari 3 rumus Peterson, Schnabel, dan Eschmeyer-Sumacher.
Dalam pelaksanaan praktikum ini, digunakan 2 warna beras yang berbeda, yaitu putih dan merah. Penggunaan beras yang berbeda warna disini berfungsi sebagai penanda, beras warna putih sebagai hewan yang ada di populasi, sedangkan kancing beras warna merah sebagai hewan yang tertangkap dan ditandai untuk dilepas kembali dengan asumsi bahwa beras tersebut mampu membaur secara homogen di dalam populasi.
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini yang pertama ialah menghitung jumlah beras putih yang ada didalam toples kaca kemudian  mengambil beras warna putih dalam toples dengan posisi sedikit miring menggunakan sendok, kemudian menghitung hasil pengambilan pertama tersebut, lalu mengganti beras warna putih dengan beras warna merah dengan jumlah yang sama dan dimasukkan ke dalam toples. Cara ini bertujuan untuk menandai hewan (beras). Langkah selanjutnya yaitu mengocok toples dengan konstan agar beras (putih dan merah) tercampur secara homogen. Setelah itu mengambil cuplikan yang kedua dengan cara yang sama persis cuplikan yang pertama, apabila bila terdapat sejumlah beras yang lain dicatat sebagai m atau R. Sedangkan cacah beras yang tertangkap kedua dicatat sebagai T. Kemudian melakukan cuplikan berikutnya dengan cara yang sama sampai 9 kali. Dari hasil tersebut maka estimasi populasi beras putih dan beras merah dapat dihitung dengan ketiga rumus yaitu: Peterson, Schnabel, dan Eschmeyer-Sumacher. Selanjutnya populasi kancing benik dihitung keseluruhan secara langsung.
Dari percobaan ini  kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu. Menurut McNaughton, (1990:63) dalam (Lestari, 2012), mengatakan bahwa bagian yang diamati itu disebut sampel, sedangkan kumpulan objek penelitian disebut populasi. Objek penelitian dapat berupa orang, hewan, maupun tumbuhan. Dalam penelitian, objek penelitian ini disebut satuan analisis (units of analysis) atau unsur-unsur populasi. Bila kita meneliti seluruh unsur populasi, kita melakukan sensus. Menurut Sukarno (1989:89) dalam (Lestari, 2012), sensus mudah dilakukan bila jumlah populasi terbatas. Sensus, memang, tidak selamanya sempurna. Hasil sensus, yang mengungkapkan karakteristik populasi (seperti rata-rata, ragam, modus, atau (range), disebut parameter. Dalam objek penelitian ini Kami menggunakan objek berupa beras putih dan beras merah yang diibaratkan sebagai hewan.
Bila jumlah unsur populasi terlalu banyak, padahal kita ingin menghemat biaya dan waktu, kita harus puas dengan sampel. Karakteristik sampel disebut statistik. Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori sampling. Ini berarti sampel harus mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional. Sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample) atau sampel yang representatif. Sebaliknya sampel bias adalah sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih. Memang, sampel mungkin menunjukkan karakteristik yang menyimpang dari karakteristik populasi. Penyimpangan dari karakteristik populasi disebut galat sampling (sampling error). Statistik dapat membantu kita menentukan sampling error hanya bila kita menggunakan sampel tak bias. Sampel tak bias adalah sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas (probability sampling). Dalam sampel probabilitas, setiap unsur populasi mempunyai nilai kemungkinan tertentu untuk dipilih. Karena sampel ini mengasumsikan kerandoman (randomness), maka sampel probabilitas lazim juga disebut sebagai sampel random. Bila kita mengambil sampel tertentu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, kita memperoleh sampel pertimbangan (judgemental sampling), disebut juga sample non-probabilitas. Untuk kedua jenis sampling ini, ada beberapa alternatif teknik penelitian sampel. Teknik penarikan sampel sering disebut rencana sampling atau rancangan sampling (sampling design).
Dalam prakikum ini kami melakukan 10 kali pengulangan, pengulangan ini dilakukan dengan mengambil beras putih dalam satu takaran dan menggantinya dengan beras merah dengan jumlah yang sama berdasarkan jumlah beras putih yang diambil. Hal ini dilakukan agar hasil yang didapatkan adalah akurat serta dapat diketahui standar erornya, selain itu agar memperoleh data yang lebih tepat dan akurat sampai mendekati pada keadaan sebenarnya. Karena banyak faktor yang dapat mempengurangi keakuratan hasil sehingga menghitung atau memperkirakan hal yang berada di alam bebas sangatlah sulit. Metode Paterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Sehingga ketika di lakukan pengulangan sebanyak 10 kali akan di dapat hasil yang akurat yang nantinya nilai atau jumlah populasinya mendekati jumlah aslinya di lapang.
Pada praktikum mengenai estimasi besarnya populasi ini kami menggunakan metode CMRR (Capture Mark Release Recapture) yaitu dilakukan dengan cara mengambil beras putih didalam gelas, menandainya (mengganti dengan beras merah), dan mengembalikannya pada gelas dengan tidak mengurangi jumlah beras putih yang terambil. Pada metode CMRR sendiri kami menganalisis data dengan menggunakan tiga rumus yaitu rumus Peterson dan schnabel. Untuk CMRR dengan rumus Paterson kami melakukan 10 kali pengulangan. Sebuah alternatif lain untuk metode Schnabel yang dikembangkan oleh Schumacher dan Eschmeyer, yaitu metode tangkap-lepas (capture and recapture methode). Metode ini selain dapat mengestimasi populasi, juga dapat mengetahui panjang suatu umur (longevity), dan sebarannya. Disamping itu angka kematian dan kelahiran dapat diketahui, hasilnya dapat dipakai untuk memfasilitasi perbandingan antar bentuk populasi di bawah kondisi lingkungan yang berbeda.
Menurut Southwood, model peterson adalah menangkap sejumlah individu dari sejumlah populasi hewan yang akan diamati. Pada praktikum ini kami menggunakan beras merah sebagai simulasi individu yang akan diamati. Individu yang ditangkap itu diberi tanda kemudian dilepaskan kembali dalam beberapa waktu yang singkat. Pada praktikum ini yaitu individu yang ditandai adalah beras putih yang digantikan dengan beras merah dengan jumlah yang sama dan tanpa mengurangi jumlah populasi beras merah. Setelah itu dilakukan penangkapan kembali terhadap sejumlah individu dari populasi yang sama. Dari penangkapan kedua diidentifikasi individu yang bertanda yang berasal dari penangkapan pertama dan individu yang tidak bertanda merupakan dari hasil penangkapan ke dua.
Metode schnabel ini dapat digunakan untuk mengurangi ketidakvalidan dalam metode peterson. Metode ini membutuhkan asumsi yang sama dengan metode peterson yang ditambahkan dengan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari suatu periode sampling dengan periode berikutnya. Pada metode ini penangkapan penandaan dan pelepasan hewan dilakukan lebih dari 2 kali. Untuk setiap periode sampling semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali (Southwood, 1971).
Berdasarkan praktikum simulasi estimasi populasi yang telah dilakukan kami mendapatkan hasil yang telah tertera pada tabel hasil pengamatan diatas. Hasil perhitungan menggunakan rumus schnabel, diperoleh rata-rata hasil 2196,38. Sedangkan pada data yang dilakukan perhitungan dengan peterson didapat hasil rata-rata 2034,457. Pada data menggunakan rumus schumacher dan eschmeyer diperoleh hasil rata-rata 327,11. Dan data sebenarnya di dapatkan hasil estimasi populasi beras merah 1069.
Setelah menghitung banyaknya beras merah menggunakan metode peterson, metode Schnabel, dan metode schmayer dapat dibandingkan bahwa perhitungan dengan menggunakan metode peterson lebih mendekati jumlah yang sebenarnya dibandingkan dengan metode Schnabel dan mchmayer. Dikarenakan nilai yang paling mendekati dengan nilai populasi sebenarnya adalah nilai pada rumus Peterson. Karena nilainya yang paling dekat dengan nilai sesungguhnya dimana nilai populasi sesungguhnya adalah 1069 dan nilai yang di dapat dari hasil perhitungan menggunakan rumus peterson adalah 2034,45 sedangkan jika menggunakan rumus schnabel nilainya 29196,38 dan menggunakan schumacher dan eschmeyer diperoleh hasil rata-rata 327,11. Sehingga yang paling mendekati adalah nilai pada Peterson
          Dari ketiga rumus yang di aplikasikan yaitu rumus menurut Peterson, Schnabel dan juga Schumayer dapat di ketahui perbedaannya ketika di aplikasikan. Jika menggunakan metode Peterson pada dasarnya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca, kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan dihitung yang bertanda yang tertangkap. Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran atau besarnya populasi. Sedangkan jika menggunakan metode Schnabel yang sedikit lebih akurat di bandingkan dengan metode Peterson, dimana Schnabel ini memperbaiki keakuratan dari metode Peterson. Pada metode Schnabel selain membutuhkan asumsi yang sama dengan metode Peterson, juga membutuhkan asumsi bahwa ukuran populasi harus konstan dari periode sampling dengan periode yang berikutnya. Pada metode ini penangkapan dan pelepasan hewan lebih dari 2 kali. Dan untuk setiap sampling, semua hewan yang belum bertanda diberi tanda dan dilepaskan kembali. Kemudian pada metode menurut Schumayer dan Eschmeyer berbeda dengan metode menurut Peterson dan Schnabel. Schumayer menggunakan metode tangkap lepas (capture and recapture methode) yang lebih akurat karena selain dapat mengestimasi populasi, juga dapat mengetahui panjang suatu umur (longevity), dan sebarannya. Di samping itu angka kematian dan kelahiran dapat diketahui serta hasilnya dapat dipakai untuk memfasilitasi perbandingan antar bentuk populasi di bawah kondisi lingkungan yang berbeda. Jadi ketiga rumus menurut ketiga ahli tersebut berbeda dan semakin menyempurnakan teori-teori sebelumnya sehingga menjadi lebih akurat di gunakan untuk mengestimasikan suatu populasi.

BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.      Pada praktikum kali ini terdapat beberapa cara yang di gunakan untuk mengestimasi populasi yang di ukur dengan di wakili beras merah dan beras putih. Pertama di lakukan perhitungan beras putih yang utuh-utuh untuk mengetahui populasi awal. Kemudian di ambil beras putih menggunakan sendok dan di ratakan sendoknya kemudian di hitung beras putihnya, dan yang di ambil tadi di ganti dengan beras merah dengan jumlah beras yang sama. Melakukan hal tersebut selama 9 kali pengulangan
2.      Pada praktikum kali ini di dapatkan rumus yang paling mendekati dengan nilai populasi sesungguhnya adalah menggunakan metode peterson. Karena nilainya yang paling dekat dengan nilai sesungguhnya dimana nilai populasi sesungguhnya adalah 1069 dan nilai yang di dapat dari hasil perhitungan menggunakan rumus peterson adalah 2034,45 sedangkan jika menggunakan rumus schnabel nilainya 29196,38 dan menggunakan schumacher dan eschmeyer diperoleh hasil rata-rata 327,11. Sehingga yang paling mendekati adalah nilai pada Peterson.
3.      Pada praktikum kali ini pengulangan di lakukan untuk mengetahui estimasi populasi yang akurat dan valid sehingga nantinya di dapat kan jumlah populasi yang mewakili suatu ekosistem akan sesuai atau mendekati jumlah populasi sesungguhnya yang ada di lapang.
4.      Ketiga rumus tersebut memiliki perbedaan dalam mengestimasi populasi dimana semakin lama semakin di sempurnakan sehingga nantinya di dapat jumlah populasi yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Dari Petterson di sempurnakan oleh Schnabel kemudian di kembangkan lagi oleh Schumayer.
5.2 Saran
            Sebaiknya pada saat praktikum digunakan pion-pion yang lebih besar bukan menggunakan beras gunanya untuk mengefisienkan waktu. Jika menggunakan pion-pion kecil tidak perlu memisahkan beras-beras yang utuh-utuh.



















Daftar Pustaka
Fitri Rahmi . 2013. Kepadatan Populasi dan Struktur Kelompok Simpai (Presbytis melalophos) serta Jenis Tumbuhan Makanannya di Hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB) Universitas Andalas  Padang:  Jurnal Biologi. Vol 2(1) : 25-30
Hadisubroto, Tisno (1989) dalam Dewi Suryani. 2011. Azas-azas dan Konsep mengenai Organisasi pada Tingkat Populasi. Padang : Universitas Negeri  Padang.
Junaidi, Endri. 2010. Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin. Sumatera Selatan: Jurnal Penelitian Sains. Vol 13 (3)
Naughton (1973) dalam Rahmawati. 2007. Pola Migrasi Vertikal Harian Zooplankton di Berbagai Kedalaman Waduk Sutami Karangkates Malang. Malang: Universitas Muhamadiyah Malang.
Petit and Valerie. 2005. Estimating Population Size with Noninvasive Capture-Mark-Recapture Data. Jurnal Conservation Biology. Vol 20 ( 4): 1062–1073.
Rakhmanda, Andhika. 2011. Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta. Jurnal Ekologi Perairan. Vol 1(1): 1-7.
Sawitri, Reny. 2012. Keragaman Jenis Burung Di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi Dan Taman Nasional Kepulauan Seribu. Bogor: Jurnal penelitian hutan dan konservasi alam. Vol 9 (2): 175-187.
Soetjipta (1992) dalam Hendra Marihot Pasaribu. 2010. Simulasi Estimasi Populasi Hewan. Jambi: Universitas Negeri Jambi
Soegianto, Agus. 1994. Ekologi Kwantatif. Surabaya: Usaha Nasional
Southwood, T.R.E. Henderson, P.A. 1971. Ecologycal Method. Bandung: Angkasa.
Suin, Nurdin Muhammad (1989) dalam Hasnah. 2010. Estimasi Besarnya Populasi Serangga. Makassar: Universitas Negeri Hasanudin.
Sukarsono. 1992. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Tarumingkeng, R.C. (1994) dalam Harmin Adijaya. 2011. Metode Sampling Biotik untuk Menduga Populasi Hewan Bergerak. Makassar: Universitas Negeri Hasanudin.
Tobing. 2008. Teknik Estimasi Ukuran Populasi Suatu Spesies Primata. Jurnal
VIS VITALIS. Vol (1).
Wheather, Philip C. Bell, James R. Cook, Penny A. 1995. Practical Field Ecology. Yogyakarta:UGM Press.
Widyaleksono C.P, Trisnadi, dkk. 2012. Petunjuk Praktikum Ekologi Umum.
            Surabaya : Airlangga University Press.



















Lampiran
Description: F:\Semester 6 dari mas Oenta\Laporan Ekwan\Bab II Estimasi Populasi\512vpk123nL._SY344_BO1,204,203,200_.jpgDescription: F:\Semester 6 dari mas Oenta\Laporan Ekwan\Bab II Estimasi Populasi\0321736079.jpg

Description: F:\Semester 6 dari mas Oenta\Laporan Ekwan\Bab II Estimasi Populasi\ekologi hewan.jpgDescription: F:\Semester 6 dari mas Oenta\Laporan Ekwan\Bab II Estimasi Populasi\191053.jpg



1 komentar:

Follow Us @soratemplates