LAPORAN
PRAKTIKUM
ANATOMI
FISIOLOGI MANUSIA
“Sistem
Reproduksi”
Oleh:
Nama : Rose Lolita
NIM : 130210103027
Kelas : C
Kelompok : 1
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2016
I.
Judul : Sistem
Reproduksi
II.
Tujuan : Mahasiswa mampu
memahami cara menghitung masa subur menggunakan ovutest dan perhitungan sistem
kalender.
III.
Tinjauan
Pustaka
Suatu mahluk di katakan
mahluk hidup apabila memiliki kemampuan untuk melakukan perbanyakan diri. Reproduksi
adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak
punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa
fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara
generatif atau seksual. Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi
organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem
reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Sistem
reproduksi pada perempuan berpusat di ovarium (Sumiati, 2013: 2).
Sistem reproduksi dari
wanita di bagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan bagian dalam. Pada
bagian luar terdapat vagina dan juga vulva. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan
organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan
saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang
peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara (Sumiati, 2013: 4). Sedangkan
vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2
bagian yaitu, labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di
bagian luas dan membatasi vulva. Dan juga labium minor merupakan sepasang bibir
kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva (Sumiati, 2013: 4).
Kemudian organ
reproduksi wanita bagian dalam terdiri dari ovarium, fimbrae, infundibulum,
oviduct, tuba fallopi, rahim/uterus, cervix, saluran vagina, dan klitoris
(Waluyo, 2016: 25).
Ovarium merupakan
organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut
pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel
ovum dan hormon wanita seperti estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan
sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel
ovum. Sedangkan progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan
(Sumiati, 2013: 6). Gonad perempuan adalah sepasang ovarium yang mengapit
uterus dan dipertahankan pada posisi didalam rongga abdominal oleh ligamen.
Lapisan luar dari setiap ovarium disarati oleh folikel, yang masing-masing
terdiri atas satu oosit, sel telur yang berkembang sebagian, dikelilingi oleh
sekelompok sel-sel penyokong (Campbell , 2008:
171).
Kemudian selnjutnya fimbrae
berfungsi menangkap ovum yang dilepaskan oleh ovarium. Ovum yang ditangkap oleh
infundibulum akan masuk ke oviduk. Oviduk berfungsi untuk menyalurkan ovum dari
ovarium menuju uterus (Setiadi, 2007). Fimbriae merupakan
serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan
ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang
yang dikeluarkan oleh ovarium (Sumiati, 2013: 6). Sedangkan Infundibulum
merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan dengan
fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae
(Sumiati, 2013: 6).
Tuba
fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai
tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia
pada dindingnya. Kemudian oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari
tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum
menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya (Sumiati, 2013: 7). Uterus (kantung peranakan) atau
rahim merupakan ronggs pertemuan oviduk kanan dan kiri yang berbentuk seperti
buah pir dan bagian bawahnya mengecil yang disebut serviks (leher rahim).
Uterus manusia berfungsi sebagai tempat perkembangan zigot apabila terjadi
fertilisasi. Uterus terdiri dari dinding berupa lapisan jaringan yang tersusun
dari beberapa lapis otot polos dan lapisan endometrium. Lapisan endometrium
(dinding rahim) tersusun dari sel-sel epitel dan membatasi uterus. Lapisan
endometrium menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Lapisan endometrium
akan menebal pada saat ovulasi (pelepasan ovum dari ovarium) dan akan meluruh
pada saat menstruasi (Pearce, 2009). Bentuk rahim
seperti buah pir, dengan
berat sekitar 30 gr.
Terletak di panggul kecildi antara rectum
(bagian usus sebelum dubur) dan
didepannya terletak kandung kemih..
Lapisan otot rahim terdiri
dari tiga lapis,
yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh
kembang, sehingga dapat memelihara dan
mempertahankan kehamilan selama sembilan bulan (Indrawati, 2012 : 4).
Selanjutnya cervix
merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut
juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan
sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. Saluran vagina
merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina (Sumiati, 2013:
8). Setelah itu klitoris merupakan
organ erektil yang dapat disamakan dengan penis pada pria. Meskipun klitoris
tidak sama percis dengan penis,namun klitoris juga mengandung korpus kavernosa (Sloane,
2010 : 109). Pada
klitoris terdapat banyak pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Pada
vulva bermuara dua saluran,yaitu saluran uretra (saluran kencing) dan saluran
kelamin (vagina). Pada daerah dekat saluran ujung vagina terdapat hirmen atau
selaput dara. Hymen merupakan selaput mukosa yang banyak mengandung pembuluh darah.
Pada wanita memiliki siklus reproduktif, yaitu terdapat
siklus yang di namakan siklus menstruasi yaitu pelepasan ovum yang menempel
pada dinding endometrium dan tidak di buahi oleh sel sperma mengakibatkan
runtuhnya dinding rahim. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase, yang pertama
adalah fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak
dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga
karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progresteron. Yang kedua adalah
fase proliferasi/fase Folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron
sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang
folikel dalam ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali.
Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan
hormone estrogern yang merangsangnya keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen
dapat menghambat sekersei FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang
robek (Snell, 2006: 198).
Yang ketiga adalah fase ovulasi/fase Luteal ditandai
dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah
mentruasi 1. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel aka
mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum (Snell, 2006: 198). Dan selanjutnya
yang ke empat adalah fase pasca ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus
luteum yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus albicans yang
berfungsi untuk menghambat sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga
hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan terhentinya sekresi
progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga
menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase
pendarahan/menstruasi (Snell, 2006: 198).
Pada
masa sel telur dilepaskan dari ovarium disebut masa subur wanita. Cara
menghitung masa subur dapat melalui cara manual melalui perhitungan sistem
kalender maupun menggunakan alat uji tes masa subur yaitu Ovutest scope. Ovutest scope merupakan alat uji masa subur dengan
air liur yang membantu wanita untuk mempermudah menghitung masa subur dari
ovulasi yang sedang terjadi (Waluyo, 2016: 25).
Sistem Kalender Menentukan masa subur dengan menggunakan
system kalender ada dua cara yaitu :
1.
Bagi yang siklus haidnya teratur, masa subur
berlangsung 14 +/- 1 hari haid berikutnya. Artinya masa subur berlangsung pada
hari ke 13 sampai hari ke 15 sebelum tanggal haid yang akan datang.
2.
Bagi yang siklus haidnya tidak teratur maka
pertama tama harus dicatat panjang siklus haid sekurang kurangnya selama 6
siklus (Ekarini, 2008: 127).
Selanjutnya
adalah alat reproduksi pada pria. Organ reproduksi pria tersusun dari organ
reproduksi bagian luar dan organ reproduksi bagian dalam. Organ reproduksi pria
bagian luar yaitu penis dan skrotum dan organ reproduksi bagian dalam yaitu
testis, epididimis, vas deverens, saluran ejakulasi, dan uretra (Waluyo, 2016:
25).
Organ reproduksi luar
terdiri atas penis dan juga skrotum. Penis
merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina
untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh
selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat. Scrotum
merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta
mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa (Sumiati, 2013: 2). Selain itu
skrotum yang merupakan suatu lipatan dinding tubuh, mempertahankan suhu testis
sekitar 2oC di bawah suhu di dalam rongga perut (Campbell, 2008:
172).
Organ reproduksi bagian
dalam yaitu testis, epididimis, vas deverens, saluran ejakulasi, dan uretra.
Gonad atau testis terdiri dari banyak
saluran yang yang menggulung berkali-kali, dikelilingi oleh beberapa lapis
jaringan ikat. Saluran-saluran ini adalah tubulus seminiferus, tempat
terbentuknya sperma. Sel-sel leydig tersebar diantara tubulus seminiferus
menghasilkan testosteron dan androgen lainnya. Dari tubulus seminiferus sebuah
testis, sperma melewati saluran menggulung yang disebut dengan epididimis. Pada manusia, sperma
memerlukan waktu 3 minggu untuk melewati saluran sepanjang 6 m setiap
epididimis. Selama perjalanan ini, sperma menyelesaikan pematangannya dan
menjajdi motil, walaupun sperma tersebut baru memperoleh kemampuan
memfertilisasi sel telur ketika terpapar kelingkungan kimiawi dari sistem
reproduktif perempuan. Selama ejakulasi sperma di dorong dari setiap epididimis
melalui saluran berotot, vas deferens.
Setiap vas deferens menjulur di sekeliling dan di belakang kandung kemih,
tempat vas deferens bergabung dengan sebuah saluran dari vesikula seminalis,
membentuk duktus ejakulasi yang pendek. Duktus
ejakulasi membuka ke dalam, saluran keluar bagi sistem ekskresi dan juga
sistem reproduksi. Uretra membentang
melalui penis dan membuka ke luar pada ujung testis (Campbell, 2008: 172-173).
Kelenjar pada organ
reproduksi pria adalah vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar
cowpery (Waluyo, 2015: 25).
1.
Vesikula seminalis merupakan tempat untuk
menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang.
Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan
bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran
reproduksi wanita.
2.
Kelenjar Prostat merupakan kelenjar yang
terbesar dan menghasilkan getah putih yang bersifat asam.
3.
Kelenjar Cowper’s/Cowpery/Bulbourethra
merupakan kelenjar yang menghasilkan getah berupa lender yang bersifat alkali.
Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran urethra (Sumiati, 2013:
2).
IV.
Metode
Penelitian
4.1 Alat dan Bahan
Alat :
-
Ovutest scope
-
Kalender
-
Alat tulis
Bahan :
-
Alkohol 70%
-
Air liur wanita yang reproduksinya normal
4.2 Langkah kerja
4.2.1
Perhitungan
sistem kalender
Memilih 3 probandus wanita pada tiap
kelompok praktikum yang memiliki siklus menstruasi normal, yaitu antara
28-30 hari
|
Mencatat hasil perhitungan masa
subur sistem kalender pada tabel hasil pengamatan
|
Menghitung masa subur probandus.
Hari pertama siklus menstruasi dihitung sebagai hari ke-1 dan masa suburnya
adalah hari ke-13 hingga ke-15
|
4.2.2
Melepaskan penutup ovutest scope
|
Melepaskan lensa optik dari bagian
badan alat dengan menariknya secara hati-hati kemudian membersihkan lensa
objek.
|
Mengambil air liur secukupnya dengan
cotton bud kemudian mengoleskan
secara merata pada permukaan lensa objek. Menghindari terbentuknya gelembung
|
Menunggu sampai air liur mengering
kemudian memasang lensa ke posisi semula
|
Menekan tombol disamping ovutest
scope hingga terlihat cahaya kemudian mendekatkan ke mata
|
Memutar lensa sampai terlihat gambar
yang jelas
|
Mengamati hasil gambaran kristal air
liur dan membandingkan dengan gambar diagram yang tersedia
|
Membandingkan hasil pengamatan
menggunakan ovutest dengan sistem kalender yang sudah dihitung
|
Setelah selesai, membersihkan lensa
objek dengan tisu yang telah diberi alkohol 70%
|
V.
Hasil
pengamatan
Kel.
|
Nama
|
Hari ke-1 Haid
|
Hasil Perhitungan Masa Subur
|
||
Sistem Kalender (Tanggal)
|
Ovutest
|
||||
Gambar Hasil Ovutest
|
Ket.
|
||||
1
|
Arifah
|
19
April 2016
|
1-3
Mei 2016
|
|
Masa
Peralihan
|
2
|
Nina
|
13 April
2016
|
25-27April
2016
|
|
Tidak
subur
|
3
|
Fitri
|
17
April 2016
|
29
April - 1 Mei 2016
|
|
Tidak
subur
|
4
|
Naila
|
9
April 2016
|
22 -
24 April 2016
|
|
Masa
Peralihan
|
5
|
Relita
|
29
April 2016
|
11-13
Mei 2016
|
|
Tidak
subur
|
VI.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum mengenai sistem
reproduksi. Pada praktikum kali ini memiliki tujuan praktikum memahami cara menghitung masa subur menggunakan
ovutest dan perhitungan sistem kalender. Praktikum kali ini menggunakan
beberapa alat dan bahan. Alat yang di gunakan adalah kalender yang digunakan
untuk mengetahui masa subur seorang wanita, kemudian ovutest scope yang
digunakan untuk mengetahui masa subur wanita dengan menggunakan air lir.
Prinsip kerja ovutest ini adalah berdasarkan kadar hormon estrogen yang
dikandung dalam tubuh. Estrogen digunakan untuk mengetahui kesuburan. Masa
subur wanita merupakan masa pada saat sel telur dilepaskan dari ovarium yang
terjadi setiap siklus menstruasi wanita. Hormon estrogen selalu ada didalam
tubuh. Pada masa tidak subur, hormon estrogen yang tersedia hanya sedikit sehingga
akan berpengaruh pada pola ferning dan kristalisasi yang akan terlihat melalui lensa
Ovutest Scope. Bersamaan dengan
memasuki masa subur, hormon Estrogen akan meningkat dengan pesat pada saat masa
subur wanita sehingga dapat terlihat bahwa pola ferning dan kristalisasi
semakin banyak dan jelas. Sesaat sebelum terjadinya masa subur, pola ferning
dan kristalisasi akan menyerupai bentuk seperti kristal daun. Bentuk ini
menandakan bahwa masa subur akan terjadi dalam waktu 24-48 jam kedepan. Sehingga
pada saat di lihat menggunakan ovutest akan muncul pengkristalan dari hormon
estrogen panjang-panjang yang menandakan seorang wanita dalam masa subur. Serta
cotton bud yang digunakan untuk mengambil air liur. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah air liur dari wanita yang memiliki siklus menstruasi yang
normal artinya siklus menstruasinya setiap bulang 28-30 hari.
Langkah kerja yang di lakukan pada praktikum kali ini adalah
pertama memilih tiga probandus yang memiliki siklus menstruasi yang normal
berkisar 28-30 hari. Kemudian menghitung masa subur probandus dengan
menggunakan perhitungan kalender, sehingga akan di dapat tanggal dimana
probandus dalam masa subur. Cara perhitungan sistem kalender sendiri adalah
hari pertama probandus menstruasi di hitung hari ke-1 dan masa subur dari
wanita tersebut adalah hari ke-13 hingga hari ke-15 jika siklus menstruasinya
normal. Akan tetapi jika dalam keadaan siklus menstruasi yang tidak normal
tidak menggunakan perhitungan tersebut, perhitungannya berbeda. Sedangkan untuk
wanita yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur, siklus menstruasi tidak
teratur ini ditandai dengan awal haid yang maju atau mundur sehingga tidak
dapat dipastikan. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kesuburan dan cara
menghitung masa subur wanita setelah menstruasi. Masa subur pada wanita yang
haidnya tidak hanya bisa dilihat 6 bulan sebelumnya, cara perhitungannya adalah
pertama setiap bulan dihitung siklus menstruasinya selama 6 bulan,kemudian
tentukan siklus menstruasi yang paling cepat dan paling lama, setelah itu
siklus yang paling cepat dikurangi angka 18 sedangkan yang paling lama
dikurangi 11. Sedangkan hari terakhir masa subur adalah Jumlah hari terpanjang
selama 6 siklus haid dikurangi 11.
Selanjutnya di lakukan
perhitungan masa subur menggunakan ovutest, sebelum digunakan lensa objektif
yang ada pada ovutest di bersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol 70% agar
hasilnya valid. Setelah itu mengambil air liur menggunakan cotton bud dan
mengoleskan cotton bud yang telah di beri air liur pada lensa objektif dari
ovutest kemudian memasukkan lensa okuler ke dalam ovutest. Setelah lensa okuler
masuk kemudian menekan tombol yang ada di ovutest hingga cahaya kuning keluar
kemudian memfokuskan ovutest dengan memutar lensa okuler hingga fokus. Jika
sudah fokus dan terlihat bulat-bulat atau panjang-panjang di samakan dengan
indikator kesuburan yang sudah ada penjelasannya di kertas ovutest. Setelah
selesai, membersihkan lensa objek dengan tisu yang telah diberi alkohol 70%
agar lensa tidak ditumbuhi oleh jamur atau bakteri.
Masa subur wanita merupakan masa dimana saat sel telur keluar
dari ovarium atau saat terjadinya ovulasi. Pada wanita yang memiliki siklus
menstruasi normal hari pertama menstruasi di hitung dari hari ke-1 hingga hari
ke-12 merupakan masa preovulasi sehingga pada masa ini wanita dalam keadaan
tidak subur karena belum terjadi ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium.
Kemudian pada hari ke-13 hingga 15 setelah menstruasi merupakan saat dimana
terjadinya ovulasi sehingga pada masa ini merupakan masa subur pada wanita
artinya sel telur siap di buahi oleh sel sperma. Sedangkan pada hari ke-16
hingga 30 merupakan masa postovulasi sehingga dalam keadaan ini wanita tidak
dalam keadaan subur. Jika ingin memiliki buah hati wanita di anjurkan melakukan
fertilisasi pada hari sebelum hari ke-13 berarti pada saat ovulasi awal
sedangkan jika ingin memiliki anak atau buah hati berjenis kelamin laki-laki di
anjurkan untuk melakukan fertilisasi pada hari ke-15 setelah menstruasi hari
pertama.
Kemudian pada praktikum kali ini di dapatkan hasil pada
probandus 1 arifah yang memiliki hari pertama menstruasi 19 april 2016 pada perhitungan
sistem kalender masa suburnya adalah 1-3 mei 2016 serta hasil ovutestnya pada
masa peralihan, perhitungan menggunakan ovutest ini dilakukan pada tanggal 4
mei. Sehingga hasil dari perhitungan menggunakan sistem kalender dan
menggunakan ovutest pada probandus arifah sudah sesuai artinya kedua alat
tersebut singkron dan kedua nya di dapatkan hasil yang valid karena pada saat
perhitungan kalender di dapat masa subur tanggal 1-3 mei dan pada saat di ukur
menggunakan ovutest pada tanggal 4 mei probandus sedang dalam masa peralihan
setelah terjadinya ovulasi. Hal tersebut sudah sesuai dengan menggunakan
perhitungan sistem kalender dan ovutest scope
Selanjutnya pada probandus kedua nina yang memiliki hari
pertama menstruasi 13 april dengan masa subur perhitungan sistem kalender 25-27
april 2016 pada saat perhitungan di lakukan pada tanggal 4 mei 2016 berdasarkan
ovutest tiak subur. Pada perhitungan ovutest nina dalam masa tidak subur, hal
ini di tunjukan dengan adanya pengkristalan hormon estrogen yang sangat sedikit
sehingga dikatakan tidak subur. Hasil pengamatan jika di bandingkan antara
perhitungan sistem kalender dan menggunakan ovutest sudah sesuai. Karena pada
saat perhitungan menggunakan ovutest scope pada tanggal 4 mei dengan masa
suburnya 25-27 april, hasil yang di dapat pada tanggal 4 mei di ovutest scope
adalah sedang dalam masa tidak subur. Dalam perhitungan kalender 4 mei
merupakan masa postovulasi sehingga dalam keadaan tidak subur.
Setelah itu pada
hasil pengamatan probandus ke 3 yaitu fitri memiliki hari pertama haid pada
tanggal 17 april 2016, dan pada hasil perhitungan kalender masa subur nya
adalah pada tanggal 29 april- 1 mei 2016. Pada hasil perhitungan menggunakan
ovutest yang di lakukan pada tanggal 4 mei 2016 di dapatkan hasil tidak subur
karena ditemukan pengkristalan hormon estrogennya sedikit. Dari penggunaan
kedua alat tersebut sudah sesuai antara perhitungan menggunakan kalender dan
perhitungan menggunakan ovutest. Dikarenakan menurut perhitungan sistem
kalender pada tanggal 4 mei merupakan hari ke 18 yaitu postovulasi sehingga
pada hari tersebut siklus dalam keadaan tidak subur sesuai dengan perhitungan
menggunakan ovutest.
Kemudian pada probandus ke 4 yaitu naila yang memiliki
hari 1 menstruasi pada tanggal 9 april 2016 dan di dapatkan hasil perhitungan
menggunakan kalender masa suburnya pada tanggal 22-24 april serta perhitungan
menggunakan ovutest di dapatkan hasil pada masa peralihan karena di temukan
pengkristalan dari hormon estrogen banyak pada ovutest scope. Perhitungan
menggunakan ovutest scope dilakukan pada tanggal 4 mei 2016. Dari penggunaan
kedua alat tersebut tidak sesuai antara perhitungan menggunakan kalender dan
perhitungan menggunakan ovutest. Dikarenakan menurut perhitungan sistem
kalender pada tanggal 4 mei merupakan hari ke 25 setelah menstruasi berarti
pada masa postovulasi seharusnya pada hari tersebut merupakan hari tidak subur
karena jauh dari tanggal masa subur jika di bandingkan menurut perhitungan
sistem kalender. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya yaitu praktikan kurang teliti dalam mengamati kristal yang
terbentuk dalam ovutest scope, atau karena praktikan lalai untuk membersihkan
ovutest scope sebelum digunakan sehingga memungkinkan adanya kotoran yang dapat
mempengaruhi hasil pengamatan atau karena faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi kesalahan hasil pengamatan.
Selanjutnya pada probandus ke-5 yaitu relita memiliki
tanggal menstruasi hari pertama 29 april 2016. Di dapatkan hasil perhitungan
sistem kalender masa subur relita adalah pada tanggal 11-13 mei 2016, dan di
dapatkan hasil perhitungan menggunakan ovutest scope pada tanggal 4 mei 2016
relita dalam keadaan tidak subur karena pengkristalan dari hormon estrogen
sedikit. Dari penggunaan kedua alat tersebut sudah sesuai antara perhitungan
menggunakan kalender dan perhitungan menggunakan ovutest. Dikarenakan menurut
perhitungan sistem kalender pada tanggal 4 mei merupakan hari ke 6 yaitu pada
masa preovulasi sehingga pada hari tersebut siklus dalam keadaan tidak subur
sesuai dengan perhitungan menggunakan ovutest.
Dari kedua alat perhitungan tersebut berdasarkan hasil yang sudah
di paparkan sebelumnya. Penggunaan ovutest scope lebih akurat karena dapat di
lihat langsung jumlah hormon wanita yang meningkat ketika pada masa subur
melalui lensa okuler yang terdapat oada ovutest scope. Dalam hal ini estrogen
adalah faktor utama yang digunakan dalam menentukan masa subur wanita. Semua
hormon tubuh harus bekerja bersama-sama pada waktu yang telah ditetapkan agar
tubuh dapat berfungsi dengan benar. Tetapi estrogen dihasilkan dalam jumlah
besar hanya satu kali di setiap siklus. Jumlah estrogen akan meningkat saat
mencapai masa subur, dan sebaliknya jumlah estrogen akan menurun saat masa
tidak subur. Estrogen digunakan untuk mengetahui kesuburan dengan menggunakan
teropong Ovutest Scope karena hanya sel telur yang matang yang memiliki jumlah
yang cukup untuk dapat dideteksi dalam saliva. Segera setelah haid dimulai, ovarium
akan menghasilkan telur. Banyak folikel yang mulai tumbuh, tetapi hanya 1-2 di
antaranya yang akan matang dalam setiap siklus. Semakin besar folikel-folikel
tersebut, semakin banyak estrogen yang dihasilkannya. Ini merupakan lingkaran
siklus yang terus terjadi sampai ukuran folikel telah cukup besar untuk
melepaskan sel telur yang telah matang.
Manfaat perhitungan masa subur pada wanita adalah membantu
para wanita yang ingin merencanakan kehamilan ataupun yang ingin menunda
kehamilan sehingga nantinya di dalam keluarga dapat menjadi keluarga yang tidak
terlalu banyak anak dan mendapatkan anak jika yang ingin merencanakan
kehamilan. Kemudian menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi, memprediksi
hari-hari subur yang maksimum dan membantu mengidentifikasi sebagian masalah
infertilitas.
VII.
Penutup
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang dilakukan cara perhitungan masa subur wanita dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu perhitungan sistem kalender dan perhitungan menggunakan
ovutest scope. Cara perhitungan sistem kalender dilakukan pada probandus yang
memiliki siklus menstruasi yang normal sekita 28-30 hari. Setelah itu
perhitungan masa subur wanita di mulai dari hari ke-1 dengan masa suburnya hari
ke-13 hingga hari ke-15 dalam satu siklus menstruasi. Sedangkan perhitungan
menggunakan ovutest scope dilakukan dengan cara sebelum digunakan lensa
objektif yang ada pada ovutest di bersihkan terlebih dahulu menggunakan alkohol
70% agar hasilnya valid. Setelah itu mengambil air liur menggunakan cotton bud
dan mengoleskan cotton bud yang telah di beri air liur pada lensa objektif dari
ovutest kemudian memasukkan lensa okuler ke dalam ovutest. Setelah lensa okuler
masuk kemudian menekan tombol yang ada di ovutest hingga cahaya kuning keluar
kemudian memfokuskan ovutest dengan memutar lensa okuler hingga fokus. Jika
sudah fokus dan terlihat bulat-bulat atau panjang-panjang di samakan dengan
indikator kesuburan yang sudah ada penjelasannya di kertas ovutest. Setelah
selesai, membersihkan lensa objek dengan tisu yang telah diberi alkohol 70%
agar lensa tidak ditumbuhi oleh jamur atau bakteri.
7.2 Saran
Seharusnya pada saat praktikum sebelumnya di lakukan
simulasi oleh assisten sehingga pada saat praktikum praktikan tidak bingung.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid III. Jakarta:
Erlangga
Ekarini, Sri Madya Bhakti. 2008.
Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi Pria dalam
Keluarga Berencana di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Tesis. Semarang : Universitas Diponegoro
Indrawati, Koes.
2012. Upaya Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kebersihan Organ Reproduksi Siswi
Kelas Viii Smpn 10 Surabaya Melalui Metode Tutor Sebaya. E-Jurnal
Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Vol 5 (1)
Pearce. E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogyakarta: Penerbit Graha Ilmu
Sumiati. 2013. Sistem
Reproduksi Manusia. Jurnal biologi.
Vol 2 (2) : 1-13
Sloane, E. L. 2010. Anatomi dan Fisiologi
Untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran
Edisi 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Waluyo dan Wahono. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.
Jember : Universitas Jember.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar